Suara.com - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa semakin sedikit lansia berusia 70 tahun ke atas yang mengalami stroke. Dan angka kematian akibat stroke di semua usia juga dilaporkan mengalami penurunan.
Studi yang meneliti populasi di Denmark ini diterbitkan pada 10 Februari 2021 lalu di jurnal Neurology, American Academy of Neurology.
Pada lansia, peneliti juga menemukan penurunan pada dua jenis stroke, yaitu iskemik dan hemoragik.
"Stroke adalah penyebab utama kematian di dunia," ungkap penulis studi Henrik Toft Sørensen, M.D., Ph.D., D.M.Sc. dari Aarhus University Hospital di Aarhus, Denmark, seperti dilansir dari Medical Express.
Penelitian baru tersebut juga tidak menemukan peningkatan stroke di kalangan usia muda, dan menemukan kasus stroke yang menurun pada usia tua.
Untuk studi ini, para peneliti menggunakan daftar perawatan kesehatan nasional di Denmark untuk mengidentifikasi semua orang di negara tersebut yang dirawat di rumah sakit dengan stroke pertama kali yang terjadi di tahun 2005 dan tahun 2018. Peneliti mengidentifikasi 8.680 orang dewasa muda usia 18 hingga 49 tahun yang mengalami stroke, dan 105.240 orang berusia 50 tahun ke atas.
Para peneliti menghitung tingkat kejadian stroke tahunan tersebut untuk stroke iskemik dan hemoragik berdasarkan populasi di Denmark. Juga menghitung tingkat kejadian berdasarkan tingkat usia.
"Penurunan yang kami temukan mungkin terkait dengan pengobatan faktor risiko stroke yang lebih baik, seperti hipertensi dan fibrilasi atrium, serta penurunan tingkat merokok dalam populasi," ungkap Sørensen.
Untuk menentukan tingkat kematian, para peneliti menghitung berapa banyak orang yang meninggal setelah stroke dan menemukan penurunan pada orang yang berusia muda dan lansia. Untuk stroke iskemik, 2,3% orang yang berusia muda meninggal satu bulan setelah stroke pada awal penelitian, dibandingkan 0,1% pada akhir penelitian.
Baca Juga: Berkat Inovasi Ini, Pemeriksaan Pasien Stroke di RSPON Jadi Lebih Cepat
Pada lansia sebanyak 8,2% yang meninggal satu bulan setelah stroke pada awal penelitian dibandingkan dengan 6,0% pada akhir penelitian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja