Suara.com - Semua orang pasti sudah paham kalau kita tidak boleh menelan permen karet. Tapi, beberapa orang mungkin pernah tidak sengaja menelan permen karet.
Permen karet memiliki tekstur yang lengket dan elastis. Anda juga bisa mengunyahnya selama berjam-jam. Tak sengaja menelan permen karet pun dianggap bisa berada tetap di lapisan perut dan akan menyebabkan penyumbatan usus.
Faktanya, tubuh memang tidak bisa mencerna permen karet. Tetapi, anggapan bahwa permen karet akan bertahan di saluran pencernaan selama 7 tahun juga tidak benar.
Anda perlu memahami bahwa tubuh tidak menghasilkan enzim pencernaan untuk memecah permen karet yang tertelah. Sehingga permen karet yang tertelan akan tetap utuh di perut.
Tapi dilansir dari Times of India, permen karet juga sama dengan makanan jenis lainnya yang bisa bergerak melalui sistem pencernaan dan dikeluarkan tubuh melalui tinja.
Menurut para ahli, tubuh membutuhkan waktu sekitar 40 jam hingga beberapa hari untuk mengeluarkan permen karet dari saluran pencernaan.
Proses ini membutuhkan lebih banyak waktu daripada makanan lainnya, karena permen karet bergerak lebih lambat dari makanan lain di saluran pencernaan.
Telan permen karet bisa menyumbat usus
Pada kasus yang jarang terjadi, tak sengaja menelan permen karet juga bisa menyebabkan penyumbatan usus. Jika seseorang menelan permen karet dalam jumlah besar dan menderita masalah sembelit, hal itu bisa menyebabkan penyumbatan usus.
Baca Juga: Varian Virus Corona Afrika Selatan, Brasil dan Inggris Mulai Masuk India
Kondisi ini kebanyakan terjadi pada kasus anak-anak. Karena itu, mereka sering dianjurkan untuk tidak menelan permen karet.
Sebuah studi tahun 1998 yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics melaporkan bahwa anak-anak juga bisa mengalami gangguan usus setelah menelan banyak permen karet.
Masalah kesehatan ini bisa menyebabkan nyeri hebat, muntah dan sembelit. Selain itu, menelan permen karet juga bisa meningkatkan risiko tersedak.
Berita Terkait
-
Kanker Usus! Dokter Ungkap Biang Keladinya Sering Kita Konsumsi
-
Bukan Sekadar Saluran Cerna, Ini Mengapa Usus Disebut Otak Kedua: Punya Peran Penting untuk Tubuh!
-
Waspada! Kanker Usus Kini Ancam Anak Muda, Bukan Lagi Penyakit Lansia
-
4 Camilan Lezat yang Menyehatkan Hati dan Pencernaan, Bisa untuk Alternatif Detoks
-
Rahasia di Balik Batu Borobudur: Mengapa Permen Karet dan Tangan Jahil Jadi Musuh Utama?
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif