Suara.com - Banyak orang seringkali panik ketika mengalami cedera kepala. Wajar saja karena hal itu bisa menimbulkan gangguan pada fungsi otak.
Beberapa mungkin memang relatif ringan, tapi cedera kepala lainnya bisa mengarah pada, bengkak, perdarahan, dislokasi, patah tulang tengkorak dan gegar otak.
Dalam keterangannya, Jumat, (19/2/2021), Dokter Ronny Setiawan, Sp.BS., dari Siloam Hospitals Jambi, mengatakan, meskipun cedera kepala dapat terjadi pada semua orang, risiko cedera kepala dapat meningkat saat seseorang sedang dalam usia produktif dan aktif seperti 15-24 tahun, atau lansia berusia 75 tahun ke atas.
"Bayi yang baru lahir juga rentan mengalami kondisi ini hingga berusia 5 tahun," tutur Ronny Setiawan.
Secara umum kasus cedera kepala yang menyebabkan kematian akibat kecelakaan lalulintas masih sangat tinggi, khususnya di Jambi setiap hari ditemukan satu kejadian meninggal dan di Indonesia angka kematian akibat kecelakaan lalulintas per hari mencapai sekitar 70 korban jiwa.
"Tidak semua cedera kepala harus dilakukan operasi atau tindakan pembedahan, bisa dilakukan observasi terlebih dahulu setelah diketahui hasilnya baru bisa dilakukan tindakan pembedahan atau hanya diberikan obat-obatan", tutur Ronny.
Lalu apa saja yang harus dilakukan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di rumah?
Untuk menghindari kemungkinan bertambah parah atau resiko kematian sebaiknya perhatikan beberapa langkah berikut ini:
- Segera minta pertolongan dengan menghubungi pihak rumah sakit terdekat.
- Kondisikan korban ditempat aman
- Berikan ruang bebas u tuk pasien agar oksigen yang dibutuhkan tercukupi.
- Hindari mengangkat korban untuk menghindari cedera leher dan jalan pernapasan.
Jika penangan kecelakaan di lalulintas/jalan raya sebaiknya dilakukan oleh pihak yang sudah mahir untuk kasus kecelakaan, bisa segera hubungi ambulans dan berikan akses aman untuk korban.
Baca Juga: Kepala BNPT: Propaganda Terorisme di Media Sosial Meningkat Saat Pendemi
Diakhir penjelasannya, Ronny menjelaskan akan perlakuan khusus pada bayi jika mengalami cedera kepala.
"Jika bayi masih menangis atau merespon saat terjadi cedera artinya masih kategori ringan. Selama tetap dilakukan observasi agar dapat dilihat lebih lanjut melalui pemeriksaan CT scan. Sehingga dokter dapat memastikan apakah perlu dilakukan pembedahan atau hanya diberikan obat-obatan," pungkas dokter Ronny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan