Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, penyebaran paham terorisme dan radikalisme di media sosial meningkat selama masa pendemi Covid-19. Fenomena tersebut secara global terjadi di seluruh belahan dunia.
"Bahkan dalam working group united nations anti-terrorism telah mengingatkan kepada semua, kita harus mewaspadai proses radikalisasi yang dijalankan oleh kelompok-kelompok jaringan terorisme melalui sosial media yang secara masif terjadi peningkatan di berbagai daerah di seluruh dunia," kata Boy Rafli di sela-sela acara Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional, di Jakarta, Minggu (14/2/2021) malam.
Menurut Boy Rafli, kelompok teroris dan radikalis memanfaatkan platform media sosial seiring dengan banyaknya masyarakat yang beraktivitas di media sosial saat masa pendemi.
Sehingga, kata dia, penting untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dalam memilah dan memilih informasi di media sosial.
"Jadi pola itu semakin meyakinkan kepada kita semua bahwa mengedukasi masyarakat untuk mewaspadai penggunaan sosial media di dalam mengantisipasi adanya penyampaian paham-paham radikal yang mengarah terorisme ini adalah sesuatu program yang juga menjadi prioritas kita," ujarnya.
Boy lantas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan upaya propaganda kelompok terorisme dan radikalisme yang tersebar di media sosial. Terlebih jika informasi atau pesan tersebut tidak sejalan dengan nilai hukum dan ideologi bangsa Indonesia.
"Ini tentu kita harus imbangi dengan literasi dan edukasi. Sehingga masyarakat pada akhirnya dapat dengan bijak memilih mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang justru berpotensi membahayakan masyarakat," katanya menambahkan.
Berita Terkait
-
Kontra Narasi Propaganda Terorisme, BNPT Bentuk Gugus Tugas Pemuka Agama
-
Pakai Kostum Adat Minangkabau, Kepala BNPT Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional
-
Kepala BNPT Sebut Pemblokiran Rekening FPI Tidak Menyalahi Aturan
-
Cara Daftar dtks.kemensos.go.id KIS untuk Mencairkan Bansos Tunai
-
Bebas, Abu Bakar Baasyir Pulang ke Sukoharjo Dikawal Densus 88 dan BNPT
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Misteri Kursi Panas Pengganti Dito Ariotedjo: Beneran Bakal Diisi Raffi Ahmad?
-
Jelang Sertijab Menkeu, IHSG Langsung 'Tumbang' 77 Poin
-
Sri Mulyani Dicopot, Rupiah Meriang Hebat Pagi Ini
-
Harga Emas Antam Hari Ini Paling Tinggi Sepanjang Sejarah Dipatok Rp 2,08 Juta per Gram
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
Terkini
-
Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Mobil Tertabrak Kereta Api Ranggajati di Probolinggo
-
Apa Jabatan Sri Mulyani di Bank Dunia? Kini Dicopot Presiden Prabowo dari Menteri Keuangan
-
Gelar Doa Bersama Lintas Agama, Pemkab Mojokerto Teguhkan Komitmen Jaga Kondusifitas Daerah
-
CEK FAKTA: Rekaman Suara SBY Marahi Kapolri, Benarkah Asli?
-
Respons Prabowo soal Tuntutan 17+8 : Tim Investigasi Independen OK, tapi Penarikan TNI...?
-
Menkeu Purbaya Sebut Tuntutan 17+8 Berasal dari Rakyat yang Hidupnya Kekurangan
-
Belum Ada Keputusan soal Pengurangan Tunjangan Perumahan, DPRD DKI: Nggak Mungkin Buru-buru
-
Pegiat Media Sosial Bandingkan Sri Mulyani dengan Ibu Rumah Tangga yang Tangguh
-
Prabowo: BRICS Kekuatan Strategis! Indonesia Komitmen Perkuat Kerja Sama
-
Mirip Indonesia, Unjuk Rasa Berdarah di Nepal Tewaskan 19 Orang