Suara.com - Bermain game bukan sekadar menghabiskan waktu luang. Studi mengatakan, bermain game juga bisa menjadi cara untuk mencegah depresi
Studi itu, yang dipublikasikan di jurnal Psychological Medicine, menemukan bahwa anak lelaki yang bermain game sejak usia 11 tahun jarang mengalami depresi tiga tahun ke depan.
Temuan lainnya menyebut anak perempuan yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dapat mengembangkan gejala depresi yang lebih parah.
Mahasiswa PhD Aaron Kandola dari University College London, Department of Psychiatry mengatakan, bermain video game belum bisa dipastikan benar-benar bermanfaat bagi kesehatan mental atau tidak. Namun hingga kini, tak ditemukan efek negatifnya bagi kesehatan jiwa.
"Hal itu tidak tampak berbahaya pada penelitian kami, dan mungkin memiliki beberapa manfaat. Terutama selama pandemi, video game telah menjadi platform sosial yang penting bagi kaum muda," ungkapnya seperti dilansir dari Neurosciencenews.com.
Partisipan penelitian menjawab pertanyaan tentang waktu yang mereka habiskan dengan bermain media sosial, bermain video game, dan penggunaan internet pada usia 11 tahun.
Mere juga menjawab pertanyaan terkait gejala depresi seperti suasana hati yang buruk, kehilangan kesenangan, dan konsentrasi buruk. Kuesioner tersevyt mengukur gejala depresi dengan tingkat keparahannya, dan tidak memberikan diagnosis klinis.
Para peneliti menemukan bahwa anak laki-laki yang bermain video game hampir setiap hari memiliki gejala depresi 24% lebih sedikit, dibandingkan anak laki-laki yang bermain video game kurang dari sekali dalam sebulan.
Temuan tersebut hanya signifikan pada anak laki-laki dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah, dan tidak ditemukan di kalangan perempuan.
Baca Juga: Mahasiswa Rentan Depresi, Kampus Wajib Perhatikan Kesehatan Mental
Para peneliti mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa anak laki-laki yang kurang aktif dapat memperoleh lebih banyak kesenangan dan interaksi sosial melalui video game.
Selain itu, para peneliti mengatakan ada beberapa aspek positif dari video game yang dapat mendukung kesehatan mental, seperti pemecahan masalah, dan elemen sosial.
Berita Terkait
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Negara Kuat Dimulai dari Ketenangan Batin Warganya
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
Rp3 Jutaan Dapat HP Gaming Apa? Ini 4 Rekomendasinya per Agustus 2025!
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
-
Belajar dari Kisah Ibunda Reza Gladys: Kenali 8 Gejala Depresi Berat yang Tak Boleh Diabaikan
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah