Suara.com - Orang Asia dan Hispanik dengan lupus lebih mungkin meninggal daripada pasien berkulit putih. Hal ini diungkapkan dalam laporan mingguan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Melansir dari Medicinenet, tingkat kematian pasien lupus Hispanik enam kali lebih tinggi dan empat kali lebih tinggi pada orang Asia dibandingkan dengan pasien berkulit putih. Penelitian berfokus pada pasien di San Fransisco.
"Tingkat kematian yang lebih tinggi di antara kelompok ras dan etnis minoritas mungkin disebabkan oleh kasus penyakit autoimun yang lebih parah atau kurangnya akses ke perawatan," kata peneliti Dr. Jinoos Yazdany kepala rheumatology di Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco.
"Sangat penting bagi dokter untuk mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi terhadap lupus pada kelompok ini dalam pengaturan perawatan primer dan merujuk pasien ke rheumatologists," imbuhnya.
Studi tersebut mengamati lebih dari 800 orang dengan lupus di San Francisco dari 2007 hingga 2009 serta daftar kematian nasional hingga 2017. Lebih dari 200.000 orang Amerika menderita lupus eritematosus sistemik.
Pada lupus, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat, terutama persendian dan kulit. Kondisi ini bisa berakibat fatal dan sering menyebabkan kelelahan dan nyeri yang membuat hampir setengah dari pasien lupus dewasa tidak dapat bekerja.
Dokter Karen Costenbader, ketua Dewan Penasihat Ilmiah-Medis di Lupus Foundation of America mengatakan bahwa studi baru ini penting karena menunjukkan tingkat kematian yang tinggi di antara orang-orang dengan lupus sistemik.
"Angka-angka ini juga mengkhawatirkan dan mengecilkan hati," kata Costenbader.
"Ini bisa saja disebabkan faktor genetik yang mendasari keparahan penyakit dan keterlibatan organ, tetapi sebagian besar karena penyebab sosial, budaya, pendidikan, sistem perawatan kesehatan, lingkungan, politik dan sejarah," imbuh Costenbader.
Baca Juga: Vaksin Tak Bikin Gejala Memburuk, Odapus Disarankan Ikut Vaksinasi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda