Suara.com - Satu tahun Covid-19 terdeteksi di Indonesia, tepatnya pada 2 Maret 2020. Kini, kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1,33 juta dengan angka kesembuhan 1,14 juta dan 36.166 orang meninggal dunia.
Dalam jumpa pers virtual yang dilakukan oleh Tim Mitigasi IDI, Ketua Dewan Pakar PB IDI, Prof. Dr. dr. Menaldi Rasmin, SpP(K), mengatakan salah satu kunci sukses negara mengatasi pandemi yaitu kerja sama yang terjalin antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengatakan, pemerintah telah menyediakan berbagai regulasi, tetapi jika masyarakat tidak melakukannya, tentu akan membuat sulit mengatasi pandemi.
“Jadi perilaku publik yang jadi kunci, bagaimana menjalani perubahan yang terjadi. Hal yang terpenting 5M harus dijalankan, kalau tidak, akan sulit,“ ucap Menaldi, Senin (1/3/2021).
Dari data yang diperoleh, telah tercatat sekitar 718 lebih tenaga medis yang gugur sampai dengan 28 Februari 2021. Menurut Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr. Adib Khumaidi, SpOT , terdapat empat hal yang membuat Covid-19 sampai saat ini belum turun secara signifikan, di antaranya:
- Belum kuat atau sinerginya regulasi tentang sistem kesehatan nasional.
- Ketidaksiapan sistem kesehatan nasional dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.
- Ketergantungan industri dan teknologi kesehatan terhadap luar negeri.
- Ketidaksiapan, kurangnya kesadaran, dan ketidakpatuhan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.
Adib menambahkan, sebenarnya sebelum Covid-19, terdapat berbagai masalah kesehatan di Indonesia. Masalah ini berasal dari berbagai penyakit yang ada di masyarakat. Namun, setelah Covid-19 masuk ke Indonesia, kondisi menjadi semakin parah dan buruk.
Selain itu, menurut Adib, hal yang harus diperhatikan selain penurunan kasus untuk melihat kesuksesan negara dalam menghadapi pandemi, yaitu juga dapat diketahui dari laju mortalitas di masyarakat.
“Melihat keparahan dan kesuksesan menghadapi Covid-19 tidak hanya dari penurunan kasus, tetapi juga laju mortalitas di masyarakat, “ ucapnya.
Laju mortalitas sangat berhubungan dengan mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Semakin banyak kasus kematian, menandakan pelayanan kesehatan yang kurang. Untuk itu, perlu dievaluasi karena berhubungan dengan keparahan kasus Covid-19.
Ketua Divisi Pedoman dan Protokol Tim Mitigasi IDI, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, menambahkan bahwa tingkat penularan Covid-19 di Indonesia harus bisa diatur. Salah satu caranya yaitu dengan protokol kesehatan yang ada.
Baca Juga: Gibran Cek Vaksinasi Lansia di Solo, Warga: Semoga Segera Pergi Coronanya
Eka mengatakan, selama satu tahun setelah berlangsungnya Covid-19, masyarakat dan pemerintah harus bisa memiliki kepercayaan satu sama lain. Jika antara pemerintah dan dan masyarakat memiliki kepercayaan, akan dengan mudah menangani Covid-19.
“Pemerintah dan masyarakat harus punya trust, kalau itu terbangun semuanya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, protol kesehatan yang ada harus tetap dijalankan untuk menurunkan potensi penularan di masyarakat, “ tuturnya. (Fajar Ramadhan)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern