Suara.com - Berdasarkan hasil jurnal terbaru, disebutkan bahwa tenaga kesehatan dan sumber daya masyarakat (SDM) kesehatan lainnya memiliki risiko tiga kali lipat lebih besar terinfeksi Covid-19 meskipun pada negara yang pengendalian virus coronanya baik sekalipun.
Sekretaris Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, dr. Mariya Mubarika, mengatakan tenaga kesehatan harus lebih cerdas dan paham karakteristik virus agar tidak tertular.
"Artinya, perawat harus bisa memahami dengan benar karakteristik virus agar dapat menghindar atau jangan sampai tertular, dan jika terinfeksi tidak sampai parah, cukup di fase satu yang tidak ada risiko kerusakan apapun pascapenyembuhan," katanya di Jakarta, Selasa (9/3/2021), seperti dikutip dari Antara.
Mariya mengungkapkan banyak laporan dokter yang menyampaikan keluhan perawat khawatir tertular Covid-19. Perawat tidak memiliki tempat khusus ketika pulang ke rumah, padahal ada bayi di rumah, orangtua dengan komorbid (penyakit penyerta), yang berakibat perawat bekerja dengan mental dilema antara tuntutan keselamatan diri dan orangtua.
Ketua Bidang Advokasi Legislasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu mengatakan bahwa cara cerdas yang dapat dilakukan salah satunya dengan menjaga imunitas tubuh tetap prima serta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Namun, permasalahan di Indonesia, terutama tenaga kesehatan, banyak yang tidak mengenali status kesehatan dirinya sendiri. Perawat merasa tidak punya riwayat gula darah tinggi dan hipertensi, dan baru ketahuan setelah terinfeksi Covid-19.
"Makanya penting mengetahui status kesehatan kita, jika terinfeksi pun bisa teratasi dengan baik, dan sejauh data yang didapat saat ini, imunitas yang dibentuk dari vaksin atau pascainfeksi sekalipun sangat individual, sehingga meskipun sudah divaksin harus tetap protokol kesehatan agar tidak terinfeksi,” ujar dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Mariya mengimbau para tenaga kesehatan ini mengupayakan skrining komorbid, karena orang dengan komorbid, seperti kolesterol tinggi dan diabetes dengan kadar gula tinggi, mudah terinfeksi.
Kemudian, jika terinfeksi Covid-19, pasien komorbid cenderung mudah sekali ke fase kritis dan untuk menurunkan kolesterol itu tidak bisa dalam satu dua hari, tapi mungkin bisa sampai tiga bulan.
Baca Juga: Heboh Varian B117 di Indonesia, Pola Penularannya Berbeda?
Begitu juga dengan penderita diabetes melitus, Mariya menyarankan agar dilakukan pengecekan HB A1C. Penderita diabetes yang kadar gulanya stabil itu seperti orang biasa, tapi kalau gula darahnya tinggi dia memiliki tingkat risiko tinggi dan berpotensi masuk ruang ICU.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini