Suara.com - Menyimpan benda yang mengandung kenangan adalah hal biasa. Namun, bagaimana jika barang yang disimpan adalah benda tak berguna dan bisa menjadi sampah?
Inilah yang dilakukan seorang anak kos yang tidak diketahui identitasnya dalam sebuah video viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun makassar_iinfo di Instagram, Selasa (9/3/2021), terlihat sebuah kamar kos berisi sampah makanan, botol air mineral, dan plastik. Bahkan, gunungan sampah ini hampir memenuhi lantai kamar.
"Sampah di dalam kamar kos. Perhatikan bantal, kasur, dan gulingnya. Kira-kira, ada yang tau ini kelainan apa?," tulis pemilik video, Dhefar, di dalam videonya.
Beberapa barang lain, seperti galon, magic com, dan meja, pun hampir tidak terlihat karena tertutup sampah.
Menurut akun ini, sang penghuni kamar diduga menderita hoarding disorder.
"Ini istilahnya HOARDING DISORDER artinya suka menimbun atau sayang membuang sampah, kelainan mental sih tepatnya," tulis makassar_iinfo.
Berdasarkan Alodokter, hoarding disorder merupakan perilaku seseorang yang senang menimbun barang tidak terpakai karena barang tersebut dianggap akan berguna di kemusian, bersejarah, dan memiliki nilai sentimental.
Barang yang disimpan bisa berupa koran, buku, makanan, benda kenangan, pakaian, struk belanja, tas plastik, hingga barang bekas yang sudah kotor dan rusak.
Baca Juga: Ibu Hamil dengan Riwayat Gangguan Cemas Wajib Konsultasi ke Psikiater
Orang dengan hoarding disorder ini tidak mampu merawat barang yang 'dikoleksinya' dan cenderung disimpan sembarangan.
Benda-benda itu juga tidak memiliki nilai atau kegunaan. Akibatnya, timbunan hanya akan memenuhi rumah, membuat ruang gerak terbatas, dan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Gejala dari hoarding disorder di antaranya:
- Sulit membuang barang yang sebenarnya tidak berguna.
- Merasa resah saat membuang barang, bahkan sampai marah atau tersinggung bila timbunan barang dibersihkan atau dibuang.
- Curiga jika orang lain menyentuh barang miliknya.
- Membantah atau membeli barang dan menyimpannya ketika sudah tidak dibutuhkan, meski sudah tidak ada ruang lagi
- Cenderung perfeksionis, sulit memutuskan sesuatu, kesulitan dalam bernegosiasi dan berencana, sering menghindar, serta menunda-nunda.
Namun, gangguan ini hanya dapat didiagnosis oleh tenaga profesional. Penderitanya membutuhkan bantuan psikoterapi, dukungan dan dampingan anggota keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?