Suara.com - Meski sejumlah negara telah melakukan program vaksinasi Covid-19, masih ada sejumlah kelompok yang menolak melakukannya. Latar belakang dan alasannya pun beragam.
Kini sebuah survei Pew Research Center baru menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak bertuhan atau ateis lebih mungkin mendapatkan vaksinasi Covid-19 dibandingkan dengan kelompok agama.
Dilansir dari New York Post, 90 persen responden ateis mengatakan bahwa mereka "pasti" atau "mungkin" mencari suntikan, atau sudah menerima suntikan dosis vaksin pertama mereka.
Sementara itu, rata-rata 77 persen umat Katolik akan melakukan vaksin dan dan hanya 62 persen dari peserta Protestan - termasuk evangelis kulit putih atau Hispanik dan penyembah di gereja-gereja yang secara historis berkulit hitam akan melakukan hal yang sama.
Sebaliknya, hampir setengah, atau 45 persen evangelis kulit putih mengatakan mereka "pasti" atau "mungkin tidak akan" mencari vaksin virus corona, terlepas dari pabrikannya. Mereka tampak terbelah di tengah karena 54 prsen menegaskan bahwa mereka kemungkinan besar akan mendapatkan bidikan.
Wawasan tentang bagaimana berbagai komunitas spiritual saat ini mendekati vaksinasi pertama kali dilaporkan oleh Religion News Service, sebagai bagian dari laporan yang lebih luas oleh para peneliti Pew untuk menyelidiki niat orang Amerika terkait vaksinasi COVID-19, yang diterbitkan pada hari Jumat. Survei terhadap 10.121 orang dewasa dilakukan bulan lalu, antara 16 dan 21 Februari.
Hasilnya datang ketika para pemimpin agama terus bergulat dengan bagaimana memimpin jemaat dalam iman dan kesehatan. Bulan lalu, Keuskupan Agung Katolik di New Orleans terpecah tentang apakah akan mendukung atau tidak vaksin Johnson & Johnson yang masuk terlambat, yang oleh beberapa orang dianggap "dikompromikan secara moral" karena perkembangannya melibatkan sel induk kloning dari dua janin yang diaborsi. 1970-an dan 80-an.
Pada bulan Desember, Vatikan menyetujui vaksin Pfizer dan Moderna, yang melakukan tes menggunakan sel turunan aborsi yang sama. Namun, sel punca pada akhirnya tidak diperlukan untuk pembuatan vaksin tersebut, sedangkan cetak biru J&J bergantung pada sel-sel kontroversial tersebut.
"Di bawah bimbingan yang sama keuskupan agung harus menginstruksikan umat Katolik bahwa vaksin terbaru dari Janssen / Johnson & Johnson secara moral dikompromikan karena menggunakan garis sel yang diturunkan dari aborsi dalam pengembangan dan produksi vaksin serta pengujian," kata Keuskupan Agung New Orleans menyimpulkan dalam pernyataan mereka.
Baca Juga: Pemkab Sleman Pastikan Tak Ada Sanksi Bagi Penolak Vaksin Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!