Suara.com - Idealnya saat sudah masuk waktu tidur, seseorang harusnya sudah mematikan semua gadget, bahkan lampu kamar untuk bersiap terlelap. Namun seringnya, mata malah masih terpaku pada media sosial dan menunda tidur.
Tahukah Anda bahwa penolakan untuk menutup mata saat Anda tahu seharusnya sudah tidur adalah fenomena psikologis aktual yang disebut "balas dendam penundaan waktu tidur" atau revenge bedtime procrastination.
Dikutip darii Health, istilah "penundaan sebelum tidur" pertama kali muncul dalam sebuah penelitian tahun 2014 dari Belanda. Dengan tambahan "balas dendam", istilah ini mulai muncul di internet di China pada tahun 2016.
Istilah ini akhirnya diperkenalkan ke penutur bahasa Inggris musim panas lalu oleh penulis Daphne K. Lee, yang mendefinisikannya di Twitter sebagai "fenomena di mana orang yang tidak memiliki banyak kendali atas kehidupan siang hari mereka menolak untuk tidur lebih awal untuk mendapatkan kembali rasa kebebasan selama jam-jam larut malam."
Tidur adalah keterampilan bertahan hidup yang mendasar dan terprogram pada manusia, kata Abhinav Singh, MD, seorang dokter tidur dan direktur medis dari Indiana Sleep Center di Greenwood, Indiana, kepada Health.
"Orang melihat tidur seolah-olah hanya untuk otak seperti, jika saya hanya menutup mata, saya akan bangun dengan segar, tidak menyadari bahwa itu masalah kepala sampai kaki," kata Singh.
Padahal kurang tidur akan memengaruhi memori kerja dan terkait erat dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Sebuah tinjauan ilmiah sebenarnya menemukan bahwa orang yang mengalami insomnia memiliki risiko dua kali lipat terkena depresi dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah tidur.
Kurang tidur juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang empat kali lebih mungkin terkena flu jika tidur kurang dari enam jam semalam.
"Tidur kronis kurang dari enam jam (per malam) memberi Anda kemungkinan kematian tiga sampai lima kali lebih tinggi dalam lima tahun ke depan. Saya mengerti, ingin waktu ekstra untuk mengejar ketinggalan, tetapi Anda membayar harga untuk itu," lanjutnya.
Baca Juga: Bukan Cuma Bikin Sakit, Insomnia Juga Bisa Turunkan Kualitas Hidup Loh
Lantas bagaimana menghentikan kebiasaan tak sehat ini?
Tidur adalah sebuah proses. Jadi alih-alih mencoba langsung tidur setelah mematikan gadget, lakukanlah persiapan dahulu seperti membuat tubuh lebih santai. Anda bisa membaca beberapa halaman buku, melakukan peregangan hingga menyalakan lilin aroma terapi.
Selain itu, fungsikan tempat tidur hanya untuk tidur, bukan untuk bekerja. Tentunya, konsistensi adalah kuncinya. "Setel alarm untuk waktu tidur yang memberi Anda waktu istirahat yang cukup setiap hari dalam seminggu," saran Cralle dan patuhi itu. " kata Terry Cralle, RN, pakar tidur bersertifikat dari Better Sleep Council.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi