Suara.com - Banyak orang kerap mengalami masalah gangguan mata minus dan plus atau dikenal sebagai miopia atau hyperopia. Biasanya orang dengan keluhan tersebut akan membutuhkan bantuan penglihatan berupa kacamata.
Tapi, yang tidak banyak diketahui, bahwa orang dengan gangguan mata minus atau plus ternyata lebih berisiko mengalami glaukoma. Kenapa?
Glaukoma sendiri merupakan kerusakan saraf mata yang disebabkan tekanan terlalu kuat pada bola mata. Kebanyakan glaukoma memang dialami dewasa muda yang berusia 40 tahun ke atas.
Dokter spesialis mata dr. Iwan Soebijantoro, Sp.M(K)., menjelaskan bahwa pada orang dengan mata minus tinggi telah mengalami perubahan bentuk bola mata. Begitu pula dengan orang dengan mata plus tinggi.
"Pada mata yang minus itu bola matanya panjang sehingga kadar air didalam mata menjadi lebih banyak. Begitu pun pada mata dengan plus tinggi. Pada orang dengan plus yang tinggi bola mata terlalu pendek. Sehingga sirkulasi airnya menjadi tidak lancar," jelas dokter Iwan dalam JEC Talks secara virtual pada Rabu (17/3/2021).
Sirkulasi air yang tidak lancar itu lah yang menyebabkan risiko terjadinya glaukoma makin tinggi. Dokter Iwan menjelaskan bahwa mata memang terisi dengan air dan menjadi makanannya. Tetapi setelah selesai 'dimakan' air itu akan dikeluarkan kembali dari bola mata.
Tetapi pada mata dengan mata minus atau plus tinggi menyebabkan sirkulasi air tidak lancar. Hal itu juga terjadi pada pasien glaukoma.
"Pada orang yang menderita glukoma, air tadi tidak dapat keluar. Sehingga akan terhimpit di dalam bola mata," katanya.
Meski begitu, ia menyampaikan, seseorang dengan mata minus atau plus tinggi tidak akan selalu mengalami glaukoma. Terpenting, dokter Iwan mengingatkan untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan mata dan memastikan tekanan bola mata masih dalam batas normal.
Baca Juga: Wajib Tahu, Begini Cara Cegah Mata Glaukoma
"Bukan berarti orang dengan minus tinggi atau plus tinggi pasti menderita glaukoma. Tetapi memiliki risiko terjadinya glaukoma lebih tinggi daripada orang yang normal. Sehingga yang kita lakukan pemeriksaan secara berkala mestinya dapat mencegah terjadinya glaukoma," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif