Suara.com - Tidak seperti milik wanita, puting pria nampaknya murni sebagai 'dekoratif'. Namun nyatanya, pria juga dapat menghasilkan air susu, meski dalam keadaan tertentu.
Baik pada wanita maupun pria, jaringan payudara mengandung rongga berlubang yang disebut alveoli. Jaringan ini dilapisi dengan sel penghasil susu.
Tetapi, dilansir Live Science, penentu penting laktasi adalah hormon prolaktin, yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dan merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan cairan.
National Institutes of Health AS mengatakan wanita yang tidak hamil memiliki hampir dua kali lipat jumlah prolaktin di tubuhnya dibanding pria. Konsentrasi ini dapat meningkat hampir sepuluh kali lipat selama dan setelah kehamilan.
Berdasarkan ulasan 2008 tentang laktasi pria yang terbit di jurnal Trends in Ecology and Evolution, penelitian telah menunjukkan bahwa kadar prolaktin pria juga dapat melonjak.
Satu contoh kasusnya, ilmuwan mendokumentasikan laktasi pada pria yang selama di kamp penjara PD II menderita kelaparan selama berbulan-bulan.
Setelah menerima nutrisi yang cukup, kelenjar penghasil hormon mereka pulih jauh lebih cepat daripada organ hati (yang biasanya memetabolisme hormon), mengakibatkan lonjakan hormon dan menyebabkan laktasi.
Kondisi sirosis hati juga dapat menyebabkan laktasi dengan mengganggu fungsi metabolisme hormon yang normal dari organ tersebut.
Masalah kesehatan yang memengaruhi kelenjar pituitari atau hipotalamus, yang biasanya menghambat pelepasan prolaktin, juga dapat menyebabkan produksi cairan susu pada pria.
Baca Juga: Viral Kolam Air Susu di Gowa Sulsel, Tak Pernah Sepi Pengunjung
Misalnya, sebuah studi pada 2010 yang terbit dalam Jurnal Asosiasi Medis Kanada mendokumentasikan laktasi pada pria dengan tumor hipofisis.
Dokter dan ahli menyusui yang berbasis di Toronto, Jack Newman, bersikeras lonjakan hormon harus terjadi untuk menghasilkan susu.
Newman menjelaskan gangguan medis yang melibatkan prolaktin dapat menyebabkan laktasi spontan.
Thorazine, antipsikotik populer yang digunakan pada pertengahan abad ke-20, dapat memengaruhi kelenjar pituitari dan sering kali menyebabkan prolaktin berlebih. Jika kadar prolaktin tetap tinggi, susu bisa diproduksi.
"Itu akan menjadi alasan yang sama, peningkatan kadar prolaktin yang disebabkan oleh obat, di kasus lain karena tumor (tumor hipofisis) atau masalah neurologis lain," tuturnya kepada Scientific American.
Namun, menurut laporan dari Baby Center, tidak ada yang tahu apakah laktasi pria memiliki komposisi atau kuliatas yang sama seperti milik wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?