Suara.com - Pandemi Covid-19 memang meningkatkan kesadaran publik terhadap kesehatan. Tetapi, kebanyakan orang lebih fokus terhadap kesehatan fisik juga mental dan mengabaikan kesehatan gigi dan mulut.
Hasil temuan survei global Pepsodent yang dilakukan pada masa pandemi terhadap 6.700 responden di delapan negara menunjukkan fakta tersebut.
Temuan di Indonesia sebanyak 70 persen masyarakat mengaku hanya fokus menjaga kesehatan fisik dan mental, sementara perawatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas.
Bahkan, sebanyak 30 persen responden Indonesia juga mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi. Alasan paling banyak yang disampaikan karena malas menyikat gigi.
Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation drg. Ratu Mirah Afifah mengatakan, dari survei itu juga ditemukan bahwa kebanyakan orang Indonesia mengalami keluhan seperti nyeri pada gigi, gusi atau mulut (31 persen) dan kemunculan karies baru (25 persen).
"Kondisi ini semakin diperburuk karena banyak yang masih enggan memeriksakan diri dengan tingginya risiko penularan virus corona. Sebanyak 59 persen orang mengaku menghindari pergi ke dokter gigi meski giginya bermasalah,” kata drg. Mirah.
Sebagai langkah awal, kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dimulai dari rumah, lanjut Mirah. Dari hasil survei itu juga terungkap bahwa rutinitas anak menyikat gigi sangat dipengaruhi oleh orang tua sebagai role model anak sehari-hari.
Survei memperlihatkan bahwa anak berpotensi 7 kali melewatkan waktu menyikat gigi ketika orangtuanya juga melewatkannya. Sedangkan di Indonesia, angkanya bisa dua kali lipat.
"Akibatnya, secara global kebiasaan anak menyikat gigi dua kali sehari menurun hingga 11 persen jika dibandingkan survei 2018," ucapnya.
Baca Juga: Survei: Pandemi Bikin Masalah Kesehatan Gigi Meningkat, Kenapa?
Survei itu masih sejalan dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2018. Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH., mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan menyikat gigi di waktu yang tepat masih sangat rendah.
“Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015, dinyatakan bahwa kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Fakta ini belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat karena menurut hasil Riskesdas 2018, perilaku mendasar seperti menyikat gigi di waktu yang tepat pun terbilang masih sangat rendah. Edukasi yang memadai masih sangat dibutuhkan, mari kita bersinergi guna mencapai target yang diharapkan, yakni Indonesia Bebas Karies 2030," tuturnya.
Berita Terkait
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Pasta Gigi Anak 1 Tahun yang Aman Jika Tertelan, Bunda Gak Perlu Was-Was!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja