Suara.com - Sarapan memang dikenal menyehatkan dan memberikan energi untuk Anda di pagi hari. Tak hanya itu, sarapan pagi umumnya bisa membantu Anda menurunkan berat badan.
Menurut sebuah penelitian dari National Weight Control Registry, 78 persem orang yang mampu menurunkan berat badan dan mempertahankannya tetap sarapan setiap hari.
Namun sarapan bisa menjadi masalah untuk kesehatan jika makanan yang Anda konsumsi tak tepat. Melansir dari Eat This, berikut beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari saat sarapan.
1. Sereal Sarapan Manis
Bukanya bikin sehat, namun memulai hari Anda dengan semangkuk sereal manis dapat membuat Anda merasa lapar segera.
"Ditambah, sereal manis juga cenderung tinggi gula dan rendah protein. Juga perlu diingat bahwa bahkan sereal yang mengklaim dibuat dengan biji-bijian sering kali mengandung sangat sedikit biji-bijian yang sebenarnya," kata Kelli McGrane MS, RD, ahli diet terdaftar dan Lose It! konsultan nutrisi.
2. Sosis
Meski sosis merupakan makanan yang dimakan banyak orang untuk sarapan, namun sosis bukanlah pilihan sarapan pagi yang bergizi.
"Sosis dibuat dari daging giling, lemak, bumbu, perasa, dan pengikat," kata Roxana Ehsani, MS, RD , CSSD, LDN, ahli gizi ahli gizi terdaftar, dan Juru Bicara Akademi Nutrisi dan Diet.
Baca Juga: Sering Tak Bisa Tidur? Coba Konsumsi 7 Asupan Berikut Saat Makan Malam
"Sosis cenderung tinggi natrium (dapat meningkatkan tekanan darah), tinggi lemak jenuh (dapat meningkatkan kolesterol jahat LDL), dan kalori keseluruhan yang tinggi. Daging olahan seperti sosis telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis dan kanker. Daripada memilih sosis di pagi hari, mengapa tidak memilih pilihan protein tinggi lainnya seperti telur, Greek yogurt atau selai kacang seperti almond mentega," ujar Ehsani.
3. Roti Tawar
Roti tawar juga sering kali dikonsumsi sebagai menu sarapan yang sederhana, padahal ini tak menyehatkan.
"Roti tawar membuat gula darah dan energi meningkat dengan cepat dan kemudian jatuh begitu saja," ujar Ehsani.
4. Minuman Kopi Berasa
Sebagian besar minuman kopi beraroma atau berasa mengandung tinggi kalori dan gula. "Konsumsi kopi berperasa untuk sarapan dapat membuat Anda merasa gelisah. Sebagai gantinya, saya merekomendasikan membuat smoothie kopi di rumah dengan minuman dingin, pisang, mentega almond, dan madu murni yang lezat," kata Maggie Michalczyk, RDN, ahli gizi ahli diet terdaftar di Once Upon a Pumpkin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan