Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kekecewaannya terhadap penanganan kesehatan di Indonesia, khususnya di masa pandemi Covid-19.
Saat ini, penanganan kesehatan selalu berfokus pada pengobatan, alias mengobati orang sakit. Padahal seharusnya, fokus ditujukan pada pencegahan agar orang tidak sakit.
Ia merujuk pada anggaran di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang lebih banyak mengobati orang sakit.
"Sekarang kalau saya lihat anggaran kemenkes banyak digunakan untuk orang sakit. Anggaran BPJS menyembuhkan orang sakit," ujar Menkes Budi dalam acara Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (UI), Kamis (25/3/2021).
Jika terus begini, Menkes Budi pun berkelakar nama Kemenkes maupun BPJS Kesehatan diganti menjadi Kementerian Kesakitan dan BPJS Kesakitan.
"Yah kalau kayak gitu rubah aja namanya bukan BPJS Kesehatan, tapi Badan Penjamin Kesakitan," kelakar Menkes.
Kata dia, alih-alih anggaran difokuskan untuk pengobatan, sebaiknya anggaran dan tenaga harus difokuskan pada program promosi pencegahan agar jangan sampai masyarakat jatuh sakit.
"Karena promosi kesehatan itu membangun kesehatan supaya orang sembuh, well being, dan saya rasa lebih banyak orang sehat dibanding orang sakit. Lebih murah ngurus orang sehat dibanding orang sakit," ungkap Menkes.
Termasuk juga dalam penanganan Covid-19, orang yang belum terinfeksi hanya cukup mengonsumsi vitamin C, vitamin B dan masker. Biaya dan waktu yang dikeluarkan cenderung lebih murah.
Baca Juga: Menkes Budi: Pandemi Covid-19 Memperkuat Modal Atasi TBC
Tapi jika orang tersebut sudah terinfeksi Covid-19, maka penyediaan ruang dan alat di rumah sakit, tenaga kesehatan, hingga obat yang harus disediakan seperti remdesivir mencapai ratusan juta lebih mahal.
"Dan orang nggak mau tinggal di rumah sakit sebagus apapun, lebih seneng tinggal di rumah," ungkap Menkes.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga mengingatkan fasilitas puskesmas yang ada di masyarakat bisa dimanfaatkan untuk melakukan skrining kesehatan, alih-alih berobat.
"Sering datang ke puskesmas konsultasi, umur 40 30 tahun tes darah ada diabetes atau enggak, kolesterol tinggi, rutin berolahraga, banyak jalan, testing lebih dini diperkenalkan," pungkas Menkes.
Berita Terkait
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Terjebak Kerusuhan di Nepal, 3 Dosen Poltekkes Selamat Tiba di Indonesia
-
Megathrust di Sumatra Barat? Kementerian Kesehatan Lakukan Hal Ini
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya