- Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan serius global dan di Indonesia, yang seringkali tidak bergejala awal sehingga menuntut deteksi dini.
- Kementerian Kesehatan menyediakan program Cek Kesehatan Gratis untuk memfasilitasi deteksi dini PGK dan penyakit lain.
- Deteksi dini sangat krusial karena faktor risiko umum seperti hipertensi dan diabetes harus segera ditangani untuk mencegah perkembangan PGK ke stadium lanjut.
Suara.com - Kasus Penyakit Ginjal Kronis terus meningkat, ia muncul tanpa gejala di awal. Cek Kesehatan Gratis dari Kementerian Kesehatan memberi harapan baru untuk deteksi dini sebelum ginjal kehilangan fungsinya.
Tangan Sunarwati menyentuh kedua kakinya perlahan, matanya terpejam sebentar mencoba mengingat kembali rasa nyeri yang dirasakannya beberapa waktu lalu. Setiap kali telapak kakinya menyentuh lantai, rasa sakit menjalar seperti ditusuk duri.
Lansia berusia 66 tahun itu hampir tak pernah absen mengikuti salat berjamaah di masjid lima kali sehari. Kini, rutinitas itu tak bisa lagi dilakukannya. Jangankan berjalan ke masjid yang berjarak seratusan meter dari rumah, melangkah dari kamar tidur ke dapur saja tubuhnya gemetar menahan rasa sakit di kedua kakinya.
"Rasanya sakit sekali. Buat jalan saja harus rambatan pegang tembok. Salat cuma bisa sambil duduk," kata Sunarwati saat berbincang dengan Suara.com, Minggu (16/11/2025).
Ia tahu ada yang tidak beres dengan kakinya. Tapi bagi Sunarwati, pergi ke dokter bukanlah pilihan mudah. Ia memilih mengonsumsi berbagai ramuan tradisional yang direkomendasikan tetangga untuk menyembuhkan rasa sakit. Mulai dari rebusan berbagai jenis daun sampai jamu serbuk racikan yang dibelinya dari tukang jamu keliling.
Sampai suatu hari tubuhnya mengirimkan peringatan keras. Kakinya membengkak, rasa gatal menyerang sekujur tubuh tanpa ampun. Hari-hari dilewatinya dengan menggaruk kulit hingga lecet dan meninggalkan bekas. Gatal itu membuatnya sulit tidur, sulit berkomunikasi dan memunculkan gejala panik karena sensasi terbakar yang tiada habisnya.
Pada titik itulah Sunarwati menyerah dan mengikuti bujukan anaknya untuk menjalani Cek Kesehatan Gratis di puskesmas. Kebetulan belum sebulan ini Sunarwati berulang tahun, Cek Kesehatan Gratis menjadi hadiah istimewa untuk memeriksakan kesehatannya secara menyeluruh tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter menjelaskan ada yang tidak beres dengan fungsi ginjal Sunarwati. Dokter memberikan rujukan untuk memeriksakan fungsi ginjalnya secara lengkap.
Dari situlah akhirnya diketahui Sunarwati mengidap Penyakit Ginjal Kronis (PGK) stadium 3b. Nilai estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eGFR) Sunarwati berada di angka 33, artinya fungsi ginjalnya hanya tersisa sekitar 40 persen untuk menyaring limbah dalam tubuhnya. Penjelasan itu membuat Sunarwati terdiam lama. Selama ini ia mengira hanya berhadapan dengan asam urat, padahal tubuhnya sedang memberi sinyal jauh lebih serius.
Kasus penyakit ginjal kronis memang sedang menjadi ancaman global. Merujuk riset terbaru dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) berbasis data Global Burden of Disease (GBD) 2023, tercatat ada sebanyak 788 juta orang dewasa hidup dengan penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) pada 2023. Penyakit ini menempati urutan kesembilan sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia, merenggut 1,5 juta jiwa dalam setahun.
Indonesia tak luput dari tren global tersebut. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan lonjakan signifikan dalam prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam lima tahun terakhir. Angka stroke meningkat dari 7 persen pada 2013 menjadi 10,9 persen pada 2018. Hipertensi melonjak dari 25 persen menjadi 34 persen.
Sementara itu, prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai 739.208 jiwa, naik dari 2 permil menjadi 3,8 permil. Kasus terbanyak terjadi pada kelompok usia lanjut, terutama 65–74 tahun dengan angka 8,23 permil, serta 75 tahun ke atas dengan 7,48 permil. Penyakit ini juga mulai menyasar kelompok usia produktif 35–44 tahun sebanyak mencapai 5,64 permil. Data WHO mencatat, PTM menyumbang 73 persen penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada 2018.
Temuan ini juga sejalan dengan data BPJS Kesehatan yang menunjukkan adanya kenaikan kasus penyakit ginjal kronis yang dijamin BPJS Kesehatan selama lima tahun terakhir.
Pada tahun 2020, tercatat sebanyak 5.638.243 kasus penyakit ginjal kronis dengan biaya pelayanan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan sepanjang tahun sebanyak Rp5.722.532.825.373. Angka ini meningkat drastis di tahun 2024 menjadi 8.367.674 kasus dengan biaya pelayanan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan sebesar Rp9.627.543.074.617.
Sunarwati merasa beruntung bisa mengetahui penyakit tersebut lebih awal. Berkat program Cek Kesehatan Gratis dari Kementerian Kesehatan, ia bisa menjalani pemeriksaan dini sehingga mendapatkan pengobatan lebih awal sebelum ia kehilangan fungsi ginjal sepenuhnya.
Berita Terkait
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Wamendagri Wiyagus: Kemendagri Dukung Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan Selaras Pembangunan
-
Dokter Tifa Usul Kasus Ijazah Jokowi Disetop, Sarankan Negara Biayai Perawatan Medis di Luar Negeri