Suara.com - Banyak orang seringkali sulit membedakan rasa sakit yang muncul di perut. Sebagian disebabkan oleh maag atau disepsia, sedang yang lainnya mungkin karena GERD.
Tapi banyak orang kerap menganggap sama GERD dan maag. Padahal keduanya punya gejala yang berbeda.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Senin, (29/3/2021), Dokter Ivana Theresia dari Siloam Hospitals Ambon mengatakan bahwa SIndrom Dispepsia atau umum disebut gejala maag, merupakan gejala yang sering menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian tengah sampai ke bagian atas.
Perbedaan awal terletak pada definisi kedua penyakit. Dispepsia adalah kumpulan gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas atau dada.
Biasanya terjadi setelah kamu konsumsi makanan atau minuman tertentu. Sedangkan GERD adalah kondisi naiknya asam lambung menuju esofagus yang menyebabkan nyeri ulu hati atau sensasi terbakar di dada.
Gejala dispepsia meliputi nyeri perut, mual, muntah, kembung, rasa tidak nyaman baik sebelum atau setelah makan. GERD ditandai dengan nyeri di ulu hati, berupa sensasi terbakar yang disertai sulit menelan, mual, atau rasa pahit di lidah, dan terasa ada makanan yang kembali ke kerongkongan.
"Jika sudah mengalami gejala seperti itu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan fisik jika Dispepsia ini sudah merupakan tanda dari penyakit pencernaan. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan napas (UBT), USG, endoskopi, dan pemeriksaan radiologi ," pungkas dr. Ivana Theresia
Dikatakan dr. Ivana, secara umum, kondisi tersebut disebabkan karena adanya gangguan dalam pencernaan, seperti sekresi asam lambung yang meningkat. Namun dalam beberapa kasus, gejala maag dapat pula dipicu oleh Infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Ia mengatakan sejumlah faktor penyebab, antara lain pola makan, tingkat stress, dan gaya hidup yang tidak sesuai bisa menyebabkan penyakit itu.
Baca Juga: 5 Pola Makan dan Gaya Hidup yang Bisa Turunkan Gejala GERD
"Perhatikan pola makan dan waktu makan. Jangan pula terlalu cepat menelan makanan. Sebaiknya mengunyah makanan sampai benar-benar lumat agar dapat meringankan kerja lambung dalam mengolah makanan baik secara kimiawi atau mekanik ," ungkap dr. Ivana Theresia.
Selain pola makan, mengkonsumsi dengan porsi makan yang berlebihan termasuk makanan berlemak, berminyak, asam, santan dan pedas turut sebagai batasan agar gejala maag tidak timbul. "Batasi kandungan kafein, alkohol dan tidak merokok. Beberapa antibiotik dan obat-obatan penghilang rasa nyeri juga menjadi pemicu terjadinya Dispepsia," imbuhnya mengingatkan.
Orang yang mengalami sindrom dispepsia biasanya akan merasakan munculnya gejala sindrom tersebut sebelum makan atau dalam waktu beberapa saat setelah makan. Gejala yang dirasakan dari sindrom dispepsia biasanya berupa sakit perut atau kembung, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan banyak bersendawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama