Suara.com - Para dokter di Jepang pada Kamis mengumumkan bahwa mereka telah berhasil melakukan transplantasi jaringan paru-paru pertama di dunia dari donor yang masih hidup ke pasien dengan kerusakan paru-paru parah akibat Covid-19.
Penerima, yang diidentifikasi hanya sebagai seorang perempuan dari wilayah barat Jepang Kansai, pulih setelah operasi hampir 11 jam. Operasi itu sendiri dilakukan di Rumah Sakit Universitas Kyoto.
Dilansir dari Times, dilaporkan bahwa suami dan putranya, yang menyumbangkan sebagian paru-parunya, juga dalam kondisi stabil.
Universitas mengatakan itu adalah transplantasi jaringan paru-paru pertama di dunia dari donor hidup ke orang dengan kerusakan paru-paru Covid-19. Transplantasi dari donor mati otak di Jepang masih jarang terjadi, dan donor hidup dianggap sebagai pilihan yang lebih realistis bagi pasien.
“Kami menunjukkan bahwa kami sekarang memiliki pilihan transplantasi paru-paru (dari donor yang masih hidup),” Dr. Hiroshi Date, seorang ahli bedah toraks di rumah sakit yang memimpin operasi, mengatakan pada konferensi pers. “Saya pikir ini pengobatan yang memberi harapan bagi pasien” dengan kerusakan paru-paru parah akibat Covid-19, katanya.
Universitas Kyoto mengatakan, lusinan transplantasi bagian paru-paru yang diambil dari donor mati otak kepada pasien dengan kerusakan paru-paru terkait Covid-19 telah dilakukan di Amerika Serikat, Eropa dan China.
Sebagai informasi perempuan itu tertular Covid-19 akhir tahun lalu dan mengalami kesulitan bernapas yang dengan cepat memburuk. Dia sempat mendapatkan perawatan dengan mesin pendukung kehidupan yang bekerja sebagai paru-paru buatan selama lebih dari tiga bulan di rumah sakit lain karena paru-parunya rusak parah.
Bahkan setelah dia bebas dari virus, paru-parunya tidak lagi berfungsi atau dapat diobati, dan satu-satunya pilihan baginya untuk hidup adalah menerima transplantasi paru, kata universitas.
Suami dan putranya secara sukarela menyumbangkan bagian dari paru-paru mereka, dan operasi dilakukan di Rumah Sakit Universitas Kyoto oleh tim beranggotakan 30 orang yang dipimpin oleh Dr. Date.
Baca Juga: Antisipasi Mobil Listrik Mogok, Hyundai Sediakan Donor Baterai
Suaminya menyumbangkan sebagian dari paru-paru kirinya, dan anak memberikan sebagian dari paru-paru kanannya.
Dia diharapkan dapat meninggalkan rumah sakit dalam waktu sekitar dua bulan dan kembali ke kehidupan normalnya dalam waktu sekitar tiga bulan, kata universitas tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit