Suara.com - Mudik menjadi salah satu momen yang paling ditunggu masyarakat, apalagi bisa bertemu saudara di kampung yang sudah lama tidak ditemui.
Namun, di masa pandemi kegiatan itu dilarang karena berisiko menjadi penularan.
Pelarangan mudik saat pandemi Covid-19 dinilai sebagai langkah yang tepat. Pasalnya, jika memaksakan mudik di saat kondisi saat ini, bisa menimbulkan lonjakan kasus positif baru.
Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, PH menjelaskan, penularan Covid-19 sering terjadi dalam jarak yang dekat. Sehingga solusi ini merupakan cara yang baik agar tidak menimbulkan potensi penularan kembali.
“Ini kalau tidak dikendalikan, akan menimbulkan kasus baru,” ungkap Prof. Dr. Hasbullah Thabrany.
Soal anggapan mudik bisa menggerakkan ekonomi daerah saat pandemi, ia mengatakan ada hal lain yang bisa dilakukan selain mudik. Salah satunya membantu Yayasan yatim piatu atau Lembaga Pendidikan.
“Jadi ongkos mudik bisa digunakan hal yang lebih produktif,” ungkapnya.
Saat ini begitu mudah untuk mengirim uang untuk keluarga maupun saudara yang ada di daerah. Dengan cara ini, uang bisa dibelanjakan di kampung halaman, sehingga membantu perekonomian di daerah tanpa harus mudik.
Menurutnya, jika muncul kasus baru karena memaksakan mudik, justru akan menyebabkan pemerintah melakukan pengetatan lagi, sehingga kondisinya akan seperti dulu dan membuat perekonomian kembali tidak bergerak.
Baca Juga: Daripada Dilarang, Pengusaha Transportasi Minta Mudik Diatur
“Karena lonjakan kasus baru akan menimbulkan reaksi ketakutan baru, sehingga ekonomi melambat juga,” jelasnya.
Karena itu, jangka panjang dari dampak ini akan menghambat perekonomian, jika memaksakan diri untuk mudik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?