Suara.com - Pemerintah Kanada memutuskan untuk tetap menggunakan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, meski ditemukannya efek samping langka gangguan pembekuan darah.
Dilansir ANTARA, Kanada kembali melaporkan adanya kasus pembekuan darah langka pada Sabtu (17/4) dengan pasien memiliki kadar trombosit yang rendah, usai mendapat suntikan vaksin AstraZeneca pada pekan sebelumnya.
Pasien yang tidak disebutkan namanya tersebut mengalami peristiwa sangat langka itu telah ditangani dan berada dalam masa pemulihan, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Kanada.
Kemenkes menambahkan bahwa orang tersebut tinggal di Provinsi Alberta.
Berdasarkan bukti yang ada, Kanada masih berkeyakinan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya, isi pernyataan itu.
"Kanada akan terus mengawasi secara cermat penggunaan semua vaksin COVID-19 dan memeriksa serta mengevaluasi kekhawatiran keamanan yang baru," kata otoritas kesehatan dalam pernyataan.
Kanada melaporkan kasus pertama pembekuan darah yang berhubungan dengan vaksin tersebut pada Selasa (13/4).
Sehari kemudian setelah peninjauan, otoritas kesehatan mengumumkan bahwa mereka tidak akan membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Dewan penasihat yang lain sebelumnya merekomendasikan Kanada agar tidak lagi memberikan vaksin AstraZeneca pada orang-orang berusia di bawah 55 tahun. Panel sedang melakukan peninjauan rekomendasi tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Kemungkinan akan Hentikan Vakisnasi AstraZeneca, Ini Sebabnya
Kanada sedang meningkatkan gerakan vaksinasi COVID-19, namun persentase penerima vaksinnya masih lebih kecil dibandingkan dengan puluhan negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Di tengah ganasnya gelombang infeksi ketiga, Ontario, provinsi terpadat di Kanada, pada Jumat (16/4) mengumumkan pembatasan kesehatan masyarakat yang baru, termasuk menutup perbatasan provinsi bagi pelancong domestik. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Indonesia-Kanada Bersatu Hadapi Kemelut Dunia: Apa Saja Isi Kerja Sama Pertahanannya?
-
3 Kerja Sama Strategis IndonesiaKanada : Pemangkasan Tarif Impor hingga Penguatan Pertahanan
-
Indonesia-Kanada Teken Perjanjian Dagang, Ekspor RI Diproyeksi Melonjak Rp190 Triliun
-
Terungkap! Kebijakan Kontroversial Mark Carney Picu Gelombang Protes di Kanada
-
Daftar Negara Mengakui Palestina: Terbaru Ada Kanada, Inggris Hingga Australia
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter