Suara.com - Toxic Productivity merupakan konsep di mana produktivitas yang dilakukan seseorang justru membebani kesehatan.
Tidak hanya kesehatan jiwa, psikolog mengatakan toxic productivity juga bisa memengaruhi kesehatan fisik.
"Kondisi ini sangat melelahkan, tapi ditutup dengan kata ‘gue kuat, bisa pasti bisa’, nah kondisinya seperti itu. Karena itu perlu kenal sama badan sendiri," ungkap Psikolog Klinis Alma Anna Deasyana, M.Psi. lewat webinar Productive vs toxic productivity, baru-baru ini.
Ia juga mengatakan, perlu kenali tubuh sendiri, seperti kapan waktu istirahat saat kelelahan.
"Kapan gue capek, kapan gue butuh istirahat, itu perlu kenal sama diri sendiri," ungkapnya.
Selain itu, menurut Perfomance Marketing Haloka Talks Bintang Bramastya, saat merasa bersalah di kondisi toxic productivity, ada tiga unsur yang saling terkait yaitu pikiran, jiwa, dan kesehatan fisik.
"Perasaan bersalah dan obsesi itu, antara masuk ke pikiran atau jiwa. Tapi kita perlu ketahui soal fisik. Kalau sudah susah fokus, kurang tidur, perubahan pola makan, badan pegel, dan sering pusing, itu notifikasi tubuh kita. Jadi kita perlu refleks sama diri kita," paparnya.
Anna Deasyana melanjutkan, saat berada di kondisi produktif, tentu seseorang akan lebih nyaman dengan pekerjaannya, dibanding saat sedang berada di kondisi toxic productivity.
Toxic productivity tidak hanya membuat tubuh lelah, melainkan juga bisa membuat diri seseorang stres dan emosi yang tidak stabil. Seperti kurang puas dan rasa tidak berharga.
Baca Juga: Catat! Kenali Ciri-ciri Toxic Productivity Pada Diri Anda
"Kalau produktif, kita bisa mengerjakan itu dengan sangat nyaman, kreatif, pokoknya ngerjainnya tidak ada paksaan. Kalau di toxic productivity, itu berasa banget," jelasnya.
Berita Terkait
-
AI Jadi Kunci Efisiensi Bisnis, Produktivitas Perusahaan Bisa Naik 40 Persen
-
Pulang Umroh, Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo Hadapi Ujian Berat
-
Pernah Coba Akhiri Hidup, Olla Ramlan Kini Fokus Bangkit dan Hidup Positif
-
Adu Produktivitas Gol: Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Setara Irak
-
Membaca Buku Self Improvement, Sumber Motivasi atau Malah Toxic Positivity?
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif