Suara.com - Cuci tangan selama ini diketahui menjadi salah satu cara untuk mencegah penualaran virus corona. Tapi, yang seringkali banyak dilupakan bahwa masih ada masyarakat yang tidak menggunakan sabun saat cuci tangan.
"Kalau cuci tangan pakai air saja hanya dapat membunuh kuman 10 persen. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kuman yang mati 80 persen. Semakin banyak kuman mati maka risiko kuman atau bakteri bahaya masuk tubuh semakin kecil. Kita terhidnar dari kuman penyakit," kata Direktur Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang dalam ketarangannya, Kamis (29/4/2021).
Ia menambahkan, CTPS merupakan cara paling efektif untuk menghilangkan sisa kotoran minyak atau lemak yang tertinggal ditangan. Dengan demikian tangan terlindung dari bakteri maupun kuman penyakit.
Sementara untuk hand sanitizer, dapat digunakan sebagai alternatif membersihkan tangan dengan syarat harus mengandung alkohol kadar minimal 60 persen.
Berdasarkan data WHO, pola hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas pakai sabun dapat mengurangi kematian anak usia di bawah 5 tahun di bawah 50 persen.
"Untuk kesiapan anak didik sekolah tatap muka, kami gerilya untuk menyuarakan CTPS. Sosialisasi dilakukan dalam setiap acara dan waktu. Termasuk menyisipkan dalam sambutan Menteri Pendidikan saat membuka sekolah, suara CTPS dari Menteri Kesehatan dalam isu yang perlu diperhatikan dalam sekolah tatap muka," ujar Vensya.
Sementara, itu Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti mengatakan, sosisalisasi pemicuan CTPS sangat penting untuk persiapan sekolah tatap muka.
"Perlu persiapan dan sosialiasi agar anak-anak paham mencuci tangan yang baik dan benar, guru-guru, Ibu dan Bapak juga di rumah. Plan Indonesia senang bisa berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemeterian Agama, dan Kementerian Kesehatan untuk terus mensosialisasikan CTPS dan buku panduan ini," kata Dini.
Vensya juga menambahkan bahwa sosialisasi CTPS sangat penting agar tatap muka tidak menjadi klaster baru atau penularan penyakit.
Baca Juga: Meski Vaksin Tersedia, Pakar Medis Masih Tekankan Pentingnya Cuci Tangan
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja