Suara.com - India mengalami peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pakar virologi mengungkap, kemungkinan terbesar hal ini terjadi karena protokol kesehatan yang diabaikan.
Menurut ahli virologi dari Universitas Udayana Bali Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, terjadinya peningkatan pandemi di India menjadi letupan yang luar biasa.
“Kemungkinan adanya kerumunan sosial baik upacara agama dan kampanye politik yang mengikuti letupan kasus ini. Pelajaran yang harus kita pegang, bahwa begitu letupan kasus meningkat, maka akan terjadi letupan kematian. Ini yang harus kita perhatikan,” ungkapnya dalam acara Dialog Produktif Belajar Dari India, Tingkatkan Kepatuhan Prokes Sekarang, Kamis (29/4/2021).
Ia mengungkapkan, penyebab terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di India ini belum diketahui secara pasti. Tetapi, dugaan terkuat adalah karena adanya kerumunan sosial akibat festival keagamaan dan politik, yang mempercepat penularan virus.
Sementara itu, Research Student on Indo-Pasific Studies, SIS, JNU Mohd. Agoes Aufiya mengatakan, kondisi di India saat ini kasus yang terkonfirmasi sebesar 379.000 orang. Dan angka kematiannya mencapai 3.646 orang.
“Kita memiliki grup WhatsApp yang dikelola oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kota New Delhi, KBRI juga sudah memberi surat himbauan untuk warga Indonesia agar tetap di rumah saja dan mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan beberapa negara bagian lainnya memberlakukan lockdown, termasuk di New Delhi.
“Ini saya di kota New Delhi menjalani lockdown fase kedua, yang diperpanjang di 27 April sampai 3 Mei. Ini sepertinya akan terus berlanjut jika kasus terus meningkat. Dan tentu saja tidak semua orang bisa keluar dari rumah, dan hanya beberapa yang penting saja. Seperti membeli sembako, sayuran, atau buah-buahan. Dan jika ingin keluar jauh, harus menggunakan izin,” pungkas Mohd. Agoes Aufiya.
Baca Juga: Dua Warga India Ditangkap Ketahuan Pakai Jasa Mafia Karantina
Berita Terkait
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
-
India Bebaskan Pajak Bahan Pokok dan Kurangi Gunakan Produk Asing
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun
-
Geger di India, Wabah Amoeba Pemakan Otak Renggut Nyawa Bayi hingga Lansia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!