Suara.com - Ibu hamil yang menerima pengobatan cacingan akan mengurangi 14 persen risiko kematian anak dalam empat minggu pertama setelah lahir. Manfaat lainnya, merawat ibu hamil dengan obat anthelmintic juga bisa mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah.
Penelitian dilakukan pada 95 kumpulan data Survei Kesehatan Demografis dan dikumpulkan pada lebih dari 800.000 kelahiran antara tahun 1998 dan 2018 di 56 pendapatan lebih rendah negara.
Studi dilakukan dengan menggunakan riwayat kelahiran untuk mengukur dampak pengobatan cacingan rutin selama perawatan antenatal terhadap kematian neonatal berikutnya dan berat badan lahir rendah.
“Wanita hamil yang menerima obat cacing dikaitkan dengan penurunan 14 persen risiko kematian neonatal, tanpa perbedaan antara negara penularan tinggi dan rendah,” kata Bhavneet Walia dari Departemen Kesehatan Masyarakat, Universitas Syracuse, New York, AS.
“Kami juga menemukan bahwa di negara-negara dengan rendahnya penularan cacing yang ditularkan melalui tanah, pengobatan cacing menurunkan kemungkinan berat badan lahir rendah sebesar 11 persen. Meskipun hal ini agak bervariasi dalam kaitannya dengan tingkat penularan di berbagai negara," imbuhnya dikutip dari situs resmi WHO.
Data penelitian itu ditulis oleh Syracuse University, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan SUNY Upstate diterbitkan dalam jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases.
Para peneliti mencocokkan kelahiran dengan kemungkinan menerima obat cacing selama kehamilan. Mereka kemudian memodelkan hasil kelahiran dengan kelompok yang cocok untuk memperkirakan efek obat cacing selama perawatan antenatal setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko.
Para peneliti juga menguji efek modifikasi prevalensi cacing yang ditularkan melalui tanah terhadap dampak pemberian obat selama perawatan antenatal.
“Cacingan berdampak pada kesehatan wanita dan gadis usia subur dan penelitian ini mendukung fakta bahwa merawat wanita hamil dapat bermanfaat,” kata Dr Antonio Montresor, Petugas Medis, Departemen Pengendalian Penyakit Tropis Terabaikan WHO.
Baca Juga: Ibu Hamil Positif Covid-19, Ini yang Mesti Dilakukan
Ia menambahkan bahwa WHO telah lama merekomendasikan perempuan yang melakukan pencegahan cacingan pada usia reproduksi, terutama bagi daerah yang angka prevalensi infeksi cacing lebih tinggi.
Program global WHO untuk pengendalian dan pencegahan cacing yang ditularkan melalui tanah merekomendasikan pemberian obat cacing secara berkala kepada anak-anak dan perempuan usia subur.
Dengan dukungan negara yang kuat dan peningkatan ketersediaan obat-obatan yang disumbangkan oleh GlaxoSmithKline plc dan Johnson & Johnson, menurut WHO, infeksi cacing bisa dicegah. Pada 2019, misalnya, lebih dari 613 juta anak, atau 59 persen dari populasinya di dunia, telah dirawat akibat infeksi cacing.
Namun pengobatan pada perempuan usia subur secara umum relatif lebih lambat, rata-rata 23 persen ibu hamil menerima obat cacing. Tetapi di negara-negara Afrika di mana penyakit ini tersebar luas, persentase yang merawat ibu hamil lebih tinggi, mencapai rata-rata 35 persen.
WHO menjelaskan bahwa cacing yang ditularkan melalui tanah akan menelan telur mikroskopis yang terdapat pada kotoran manusia yang terinfeksi dan menyebar ke lingkungan. Cacing dewasa hidup di usus tempat mereka menghasilkan ribuan telur setiap hari.
Pada daerah dengan sanitasi kurang memadai, telur-telur ini mencemari tanah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
Terkini
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern