Suara.com - Meski program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan sejak awal tahun 2021, namun penyebaran Covid-19 masih belum juga turun secara signifikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan beberapa waktu lalu. "Masalah Covid-19 di Indonesia masih belum dapat diatasi sesuai harapan," katanya.
Kasus harian tetap ada dan masih tinggi dengan rerata kasus baru harian kembali mencapai ribuan meski program vaksinasi sudah digalakkan. Ini, kata Erlina, sangat mengkhawatirkan apalagi kasus positif Indonesia telah mencapai angka di atas 1,6 juta dengan kasus kematian lebih dari 44 ribu.
"Harus diingatkan menjalankan 5M dan juga menjaga imunitas tubuh adalah sesuatu yang penting, agar pencegahan bisa benar-benar dilaksanakan. Kita sudah sangat menderita, karena pandemi tidak kunjung selesai," ujar dokter dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Di sisi lain, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Immunologi Gatot Soegiarto juga menegaskan bagaimana vaksinasi Covid-19 tak bisa memberikan perlindungan seratun persen dari virus corona baru tersebut.
Orang yang telah divaksinasi, kata Gatot, akan memberikan respon yang beragam rergantung usia, gender, kualitas gizi, memiliki penyakit penyerta, dan stres.
Orang yang usianya muda dibandingkan dengan yang tua, respon atau titer antibodi yang dibentuk lebih rendah yang berusia lebih tua. Karena orang tua mengalami penurunan fungsi. Salah satunya fungsi imun yang menurun.
"Faktor stres juga berpengaruh. Orang yang stres, kemampuan membentuk antibodinya juga menurun. Termasuk untuk mereka yang mengonsumsi antibiotika, respon imun atau kemampuan untuk membentuk antibodi juga turun," katanya.
"Penggunaan immunomodulator seperti Echinacea Purpurea ternyata bisa meningkatkan titer antibodi terhadap vaksinasi. Respon tubuh menjadi lebih baik," jelas Gatot.
Baca Juga: Pulih dari Virus Covid-19, Konsumsi 5 Asupan Ini agar Tubuh Lebih Kuat
Echinace sendiri merupakan bunga dari Amerika Utara yang telah lama dijadikan ramuan alamiah yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau immunodulator.
"Makanya, dianjurkan makan sahur pada saat akan berpuasa. Termasuk, mengonsumsi immunomodulator ketika sahur, agar ketika menjalani puasa, maka bahan bakunya dapat digunakan untuk proses autophagy," pungkas Gatot.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan