Suara.com - Di tengah kasus virus corona Covid-19 yang masih meningkat dan layanan kesehatan yang kurang karena lonjakan kasus, semua orang harus melindungi dirinya dari infeksi virus corona Covid-19.
Tapi, ingatlah bahwa setiap pasien virus corona Covid-19 membutuhkan perawatan medis yang berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan infeksinya.
Berikut ini dilansir dari Times of India, beberapa panduan tes dan pengobatan medis pasien virus corona Covid-19 dari India Council of Medical Research.
1. Tes RT-PCR
Menurut panduan India Council of Medical Research, orang yang pernah dinyatakan positif virus corona Covid-19 sekali tidak perlu melakukan tes RT-PCR ulang. Bahkan mereka tidak perlu tes ulang ketika dipulangkan setelah menjalani perawatan medis di rumah sakit.
India Council of Medical Research juga mengatakan bahwa orang sehat yang melakukan perjalanan dosmetik juga tidak perlu melakukan tes RT-PCR. Pelaku perjalanan dosmetik hanya perlu mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
2. CT Scan
Mereka juga berpendapat seseorang harus menjalani CT scan bila memang diperlukan. Sedangkan, pasien virus corona Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala tidak perlu melakukan pemeriksaan CT scan.
Jika seseorang tetap melakukan pemindaian CT scan yang tidak diperlukan, hal ini bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan pada tubuh daripada efek positifnya.
Baca Juga: Gejala Virus Corona MIrip Flu Perut, Begini Cara Membedakannya!
Pemindaian CT scan pada orang usia lebih muda bisa meningkatkan risiko kanker di Kemudian hari. Karena, satu kali CT scan sama dengan 300-400 sinar X.
"Jangan melakukan CT scan yang tidak diperlukan, biarkan dokter yang memutuskan Anda perlu melakukan scan atau tidak. Karena, satu kali scan bisa membuat sistem dalam tubuh terkena banyak radiasi," kata Dr Hemant Thacker dikutip dari Times Now News.
3. Steroid
Banyak pasien virus corona Covid-19 yang menjalani pengobatan steroid tanpa mengukur tingkat keparahan infeksinya. Padahal para ahli dan dokter telah memperingatkan semua orang agar tidak sembarangnya minum steroid untuk mengobati virus corona Covid-19.
Menurut Dr. Hemant Thacker, Dokter Jantung Metabolik di Rumah Sakit Breach Candy, mengonsumsi steroid sebagai pengobatan virus corona Covid-19 lebih awal bisa berdampak buruk pada organ tubuh. Apalagi, minum steroid dalam dosis besar juga akan menyebabkan infeksi jamur.
"Kelemahan steroid justru jauh lebih banyak daripada manfaatnya," kata Dr Hemant.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?