Suara.com - India dikenal sebagai produsen vaksin terbesar di dunia sejak puluhan tahun. Termasuk juga vaksin Covid-19 yang saat ini dibutuhkan oleh banyak negara untuk kendalikan pandemi.
Tetapi tsunami Covid-19 yang mulai terjadi di India pada Maret lalu, membuat Pemerintah setempat membatasi ekspor vaksin Covid-19 dari pusat manufaktur raksasa. Hal itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan negara yang lebih mendesak. Konsekuensinya banyak negara, terutama yang berpenghasilan rendah, berisiko alami kekurangan vaksin.
Seperti yang terjadi di Kenya. Pada awal Maret, Kenya menerima lebih dari 1 juta dosis bantuan vaksin Covid-19 dari Vaccines Global Access, COVAX , inisiatif berbagi vaksin yang memberikan dosis gratis dan diskon untuk negara-negara berpenghasilan rendah. Kenya menjadi salah satu negara Afrika yang paling efisien memanfaatkan vaksin untuk kelompok berisiko.
Program COVAX sangat bergantung pada produsen vaksin India yang tidak lagi memasok program karena krisis Covid di sana. Pembatasan ekspor vaksin dari India dirasakan oleh warga Kenya yang kesulitan mencari vaksin diberbagaj fasilitas layanan kesehatan.
Beatrice Gatu, pensiunan sekretaris medis berusia 60 tahun, mengaku telah datang ke beberapa rumah sakit distrik untuk menemukan dosis vaksin Covid-19, tetapi habis. Mereka mengatakan dia harus mencoba rumah sakit Kenyatta, rumah sakit rujukan utama negara.
"Saya bangun jam lima pagi hanya untuk mempersiapkan diri datang ke tempat ini," katanya, setelah menerima vaksinnya, dikutip ari CNN.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta secara pribadi meyakinkan warga Kenya bahwa mereka bisa mendapatkan dosis kedua jika mereka telah menerima yang pertama.
Tapi Martin Mutisya, seorang pemandu wisata berusia 53 tahun, menyadari bahwa dia harus bergegas hanya untuk mendapatkan suntikan pertamanya.
"Saya prihatin, karena seharusnya ada dua suntikan. Tetapi jika itu tidak terjadi, apa skenario terburuknya?" tanyanya.
Baca Juga: Kapolri: Objek Wisata di Wilayah Zona Merah Covid-19 Dilarang Buka
Skenario kasus terburuk sekarang terjadi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pejabat kesehatan masyarakat Kenya. Negara Afrika Timur akan kehabisan batch dosis pertama dalam beberapa hari dan tidak ada tanda-tanda pengiriman kedua yang dijanjikan.
"Sangat jelas itu membuat saya khawatir dan sangat jelas dosis kedua tidak akan datang tepat waktu. Artinya semua orang yang telah divaksinasi sampai sekarang tidak akan mendapatkan dosis kedua seperti yang direncanakan," kata Rudi Eggers, perwakilan WHO di Kenya.
Pada Kamis (6/5), WHO mengatakan penundaan pengiriman vaksin berisiko sebabkan gelombang baru infeksi di benua itu dan munculnya varian baru Covid-19.
Kenya telah menggunakan setidaknya 87 persen dosis vaksin Covid-19 yang dimilikinya, kata WHO. Bahkan delapan negara Afrika telah menggunakan 100 persen dosis COVAX mereka, yakni Tunisia, Libya, Togo, Botswana, Eswatini, Rwanda, Ghana dan Senegal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif