Suara.com - Pajabat kesehatan India memperingatkan para dokter di negaranya untuk mewaspadai mucormycosis atau infeksi jamur hitam di antara pasien virus corona Covid-19, terutama pasien yang menderita diabetes.
Karena, infeksi jamur hitam ini bisa menyebabkan perubahan warna hitam pada hidung, nyeri wajah, mati rasa atau bengkak, demam, nyeri dada atau masalah kesehatan lainnya.
Infeksi yang disebabkan oleh sekelompok jamur hitam ini paling sering menyerang sinus atau paru-paru, setelah menghirup spora jamur. Tapi, infeksi ini juga bisa terjadi pada kulit setelah terluka, luka bakar atau luka lainnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), orang yang paling berisiko terkena infeksi langka ini adalah pasien diabetes, kanker, pernah transplantasi organ, pasien dengan jumlah sel darah putih rendah, menggunakan kortikosteroid jangka panjang, menggunakan narkoba suntik, zat besi tinggi dan bayi prematur.
Namun, infeksi jamur hitam ini tidak bisa menyebar antara pasien atau hewan. Sejauh ini, laporan kasus infeksi jamur hitam datang dari Inggris, AS, Prancis, Austria, Brasil dan Meksiko.
Tapi, jumlah kasus infeksi jamur hitam tetap paling tinggi dari India. David Denning, seorang profesor di Universitas Manchester Inggris dan pakar di Global Dana Aksi untuk Infeksi Jamur, mengatakan hal ini dipengaruhi oleh tingginya pasien diabetes.
"Salah sat penyebab tingginya kasus orang terkena infeksi jamur hitam adalah banyaknya pasien diabetes yang tidak terkontrol dengan baik," ujar David dikutip dari Fox News.
Kasus infeksi jamur hitam yang serius biasanya membutuhkan pembedahan atau operasi, termasuk pengangkatan organ tubuh yang terinfeksi. Sementara itu, pasien juga bisa diberi obat antijamur yang diberikan melalui mulutnya.
Akshay Nair, seorang ahli bedah mata yang berbasis di Mumbai, mengatakan telah melihat 40 pasien di tiga rumah sakit menderita infeksi jamur hitam sejam April 2021 lalu. Ia juga mengatakan banyak pasien dengan infeksi jamur hitam itu juga menderita diabetes dan terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Sumatera Naik Karena Virus Corona Baru dari Luar Negeri
Saat ini, Dewan Riset Medis di India telah menyarankan para dokter untuk memantau kadar glukosa darah pasca sembuh dari virus corona Covid-19 dan para penderita diabetes.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan