Suara.com - Berada di bawah tekanan lonjakan kasus virus corona, sistem kesehatan Gaza kembali dibuat kewalahan akibat serangan pasukan Israel menewaskan puluhan dan melukai ratusan warga. Konflik minggu ini antara Israel dan Hamas di Gaza telah menewaskan 119 warga Palestina, termasuk 28 anak-anak, dan melukai lebih dari 620 orang di wilayah miskin tersebut.
Melansir dari Daily Sabah, dokter di seluruh Gaza sekarang merelokasi tempat tidur unit perawatan intensif (ICU). Mereka berjuang untuk mengatasi krisis kesehatan di luar virus corona, yakni merawat luka ledakan, pecahan peluru, luka perban, dan melakukan amputasi.
"Sebelum serangan militer, kami mengalami kekurangan besar dan hampir tidak dapat menangani gelombang kedua (virus corona)," kata pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, Abdelatif al-Hajj.
"Sekarang, korban datang dari segala arah, korban yang sangat kritis. Saya takut (sistem kesehatan) akan runtuh total," imbuhnya.
Bulan lalu, kasus virus corona harian dan kematian Gaza mencapai rekor tertinggi. Hal ini didorong oleh penyebaran varian yang pertama kali muncul di Inggris, pelonggaran pembatasan pergerakan selama Ramadan, serta sikap apatis dan keras kepala publik.
Tak hanya itu, pengujian virus tetap terbatas. Wabah telah menginfeksi lebih dari 105.700 orang dan menewaskan 976 orang.
"Perawat di Rumah Sakit Eropa di Kota Khan Younis, sangat membutuhkan ruang untuk yang terluka, memindahkan puluhan pasien virus di tengah malam ke gedung yang berbeda," kata Direktur Rumah Sakit, Yousef al-Akkad.
Para ahli bedah dan spesialisnya yang telah ditempatkan di tempat lain guna mengatasi virus bergegas kembali untuk mengobati cedera kepala, patah tulang, dan luka di perut.
"Jika konflik meningkat, rumah sakit tidak akan dapat merawat pasien virus," kata al-Akkad.
Baca Juga: Komunitas Yahudi dan Arab Perang Jalanan di Israel, Sinagoga Diserang
"Kami hanya memiliki 15 tempat tidur perawatan intensif dan yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa," katanya.
Sementara itu di Shifa, pihak berwenang juga memindahkan korban luka ke 30 tempat tidur yang sebelumnya dikhususkan untuk pasien virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?