Suara.com - Membiarkan masalah tekanan darah tinggi berisiko menyebabkan komplikasi kerusakan organ.
Tak main-main, organ tubuh dari kepala hingga kaki bisa mengalami kerusakan jika seseorang mengalami penyakit hipertensi tidak menjalani perawatan yang tepat dan rutin.
Sayangnya, mayoritas orang yang memiliki tekanan darah tinggi memang tidak mengalami gejala fisik yang spesifik. Sehingga tidak menyadari dirinya telah mengidap hipertensi.
Itu pula sebabnya hipertensi kerap dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh senyap. Kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Susetyo Atmojo, mayoritas penderita hipertensi fase awal tidak menemukan adanya keluhan apa pun. Itu mengapa hipertensi dianalogikan sebagai silent atau diam.
"Kenapa disebut killer karena jika tekanan darah ini tidak terkontrol dalam waktu lama, tekanan darah yang tidak terkontrol, hipertensi yang tidak terkontrol, itu lambat laun akan mengakibatkan kondisi yang kita sebut komplikasi kerusakan organ," katanya dalam acara siaran langsung pada Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (17/5/2021).
Ia menjabarkan komplikasi yang bisa terjadi akibat hipertensi mulai dari kepala, hipertensi bisa menyerang pembuluh darah di otak yang berakibat timbulnya sakit stroke. Selain itu juga bisa menimbulkan pendarahan pada retina mata yang disebut hipertensi retinopati.
"Turun ke bagian dada, hipertensi bisa mengakibatkan pembengkakan jantung yang pada akhirnya akan jatuh pada kondisi payah jantung atau gagal jantung. Hipertensi juga merupakan faktor risiko berkembangnya suatu penyakit jantung koroner melalui proses aterosklerosis," imbuhnya.
Pada organ perut, secara bermakna hipertensi akan menimbulkan kondisi penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis.
Kemudian turun ke anggota gerak, dokter Susetyo mengatakan bahwa hipertensi berhubungan dengan kejadian penyakit arteri perifer oklusif kronis atau penyumbatan pembuluh darah pada tangan atau kaki anggota gerak. Kondisi itu menyebabkan pasien hipertensi jadi kesulitan menggerakan tangan dan kaki.
Baca Juga: Sapri Pantun Meninggal: Ini yang Terjadi saat Kadar Gula Darah di Atas 600
Mengetahui parahnya komplikasi yang bisa terjadi, dokter Susetyo mengingatkan pentingnya menjaga tekanan darah tetap stabil dengan menerapkan gaya hidup sehat dan rutin mengecek tekanan darah.
Sebab, ia menyampaikan bahwa hanya sebagian kecil pengidap hipertensi yang mengalami gejala, itu pun tidak khas.
"Mayoritas penderita hipertensi itu tidak mengalami gejala, tidak mengalami keluhan. Sebagian kecil penderita hipertensi yang menyatakan adanya keluhan itu pun tidak spesifik."
"Contohnya keluhan sakit kepala, pandangan kabur, dada berdebar, dada sakit, mudah capek, kaki dan tangan terkadang mengalami kesemutan. Itu keluhan yang tidak spesifik mengarah pada kondisi hipertensi, artinya beberapa penyakit lain bisa memiliki keluhan yang serupa atau sejenis," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda