Suara.com - Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Wimar Witoelar, meninggal dunia pagi tadi akibat sakit. Wimar telah dirawat selama sepekan di RS Pondok Indah karena mengalami sepsis atau komplikasi akibat infeksi yang dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.
Kabar duka itu disampaikan oleh Dirut InterMatrix Communication (IMX), Erna Indriana yang menyatakan, Wimar meninggal dunia pada pukul 09.00 WIB. Diketahui Wimar merupakan penderi dari IMX.
"Terima kasih doanya untuk rekan-rekan media, teman-teman dan sahabat Wimar Witoelar di mana pun berada. Mohon Wimar Witoelar dimaafkan. Wimar Witoelar sudah pergi dengan tenang sekitar pukul 09.00 WIB," kata Erna kepada Suara.com, Rabu (19/5/2021).
Dikutip dari EurekAlert, sepsis memang dianggap sebagai salah satu penyebab utama kematian di unit perawatan intensif. Sepsis mengakibatkan kelainan fungsi organ sistemik yang dipicu oleh respons disregulasi organisme terhadap penyebab infeksi, biasanya bakteri atau jamur.
Akibat sepsis tersebut, sistem pertahanan justru melukai jaringan dan organ tubuh sendiri saat melawan sumber infeksi. Jika kondisi itu tidak segera dikenali dan diobati, dapat menyebabkan syok septik dan kegagalan multi organ hingga menyebabkan pasien meninggal dunia.
Dalam jurnal ilmiah yang terbit di Frontiers in Immunology juga disebutkan bahwa sepsis tetap dapat menyebabkan perubahan fungsi sel pertahanan meski pasien telah keluar dari rumah sakit. Pemrograman ulang seluler itu menciptakan gangguan yang disebut sindrom pasca-sepsis.
Gejalanya meliputi sering infeksi ulang, perubahan kardiovaskular, cacat kognitif, penurunan fungsi fisik, dan kualitas hidup yang buruk.
Fenomena tersebut menjelaskan mengapa begitu banyak pasien yang selamat dari sepsis tetapi kemudian meninggal lebih cepat setelah keluar dari rumah sakit, dibandingkan pasien dengan penyakit lain atau menderita sindrom pasca-sepsis, imunosupresi dan peradangan kronis.
Menurut Raquel Bragante Gritte, penulis utama dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa pemrograman ulang metabolik dimulai dari sumsum tulang, yang sel-selnya memperoleh profil pro-inflamasi.
Baca Juga: Meninggal Dunia, Wimar Witoelar Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
"Analisis kami terhadap sampel darah dari pasien, bahkan tiga tahun setelah keluar dari ICU menunjukkan bahwa monosit (sejenis sel pertahanan) diaktifkan dan siap untuk melawan. Padahal mereka seharusnya netral. Monosit biasanya diaktifkan hanya ketika 'direkrut' ke jaringan," kata Gritte kepada Agência FAPESP.
Sepsis bukan kasus langka dalam dunia medis. Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan pertamanya tentang epidemiologi global sepsis. Tercatat bahwa sebagian besar kejadian dan kematian akibat sepsis telah membebani negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tidak baiknya sistem pendataan, terutama di negara-negara miskin, menghalangi upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Kasus baru sepsis diperkirakan berjumlah total sekitar 49 juta per tahun di seluruh dunia. Kematian rumah sakit akibat syok septik melebihi 40 persen secara global, lebih dari setengahnya berada di Brasil, menurut studi Sepsis Prevalence Assessment Database (SPREAD), yang dilakukan dengan dukungan dari FAPESP.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang