Suara.com - Bekerja dari rumah ataupun di kantor bisa sama-sama melelahkan. Dan mengambil cuti adalah salah satu cara kecil untuk membuat perbedaan positif pada suasana hati dan kesehatan mental Anda.
Melansir laman Huffpost, Lisa Orbé-Austin, seorang psikolog berlisensi yang fokus membantu para profesional mengelola karir mereka, mengatakan bahwa cuti dapat memberi sedikit kelonggaran yang akan meningkatkan kemampuan untuk mengatur emosi.
Dan di antara 7 hari dalam seminggu, ternyata ada hari terbaik untuk mengambil cuti. Hari apakah itu?
Melody Wilding, seorang pelatih eksekutif dan pekerja sosial berlisensi, tidak merekomendasikan mengambil cuti di tengah minggu, atau hari Rabu. Itu karena Anda akan lebih sulit untuk melepaskan diri di tengah-tengah pekerjaan.
“Anda tidak akan benar-benar bisa berlibur, karena Anda baru saja menyelesaikan satu pekerjaan kemarin, dan besok harus sudah bersiap untuk pekerjaan berikutnya,” katanya.
Ia pun merekomendasikan mengambil cuti di awal atau di akhir minggu - hari Senin atau Jumat - sehingga dapat menjadi perpanjangan akhir pekan Anda.
“Anda setidaknya bisa masuk di hari Selasa dengan perasaan sedikit lebih segar, dan bahkan mungkin sedikit lebih fokus,” katanya.
Life coach Shanita Liu mengatakan bahwa secara pribadi dirinya lebih memilih hari Senin untuk mengambil cuti dibandingkan hari Jumat. Katanya, kita mungkin menganggap hari Jumat hanya sebagai hari akhir pekan dan bukan sebagai hari untuk perawatan diri yang disengaja.
Liu menambahkan bahwa mengambil hari libur pada hari Senin juga memungkinkan Anda mengatur suasana hati untuk sisa minggu yang akan datang.
Baca Juga: Waspada, Menstruasi dan Masalah Mental Bisa Saling Memengaruhi
"Anda setidaknya bisa memasuki hari Selasa dengan perasaan sedikit lebih segar, dan bahkan mungkin sedikit lebih fokus," katanya.
Namun, hari apapun yang Anda pilih, yang paling penting adalah Anda harus melakukan aktivitas yang benar-benar berfokus pada kesehatan mental.
“Jika Anda menonton Netflix sepanjang hari, itu tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik,” kata Orbé-Austin.
Dia mengatakan ada tiga cara agar cuti dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan kesehatan mental dengan baik, yaitu perawatan diri reflektif melalui aktivitas yang membuat Anda tetap fokus seperti meditasi atau yoga; mempraktikkan perawatan diri mental dengan mengikuti sesi terapi; atau ikut serta dalam aktivitas fisik seperti olahraga atau pijat yang dapat membantu melepaskan stres dan ketegangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja