Suara.com - Selain memastikan fisik yang bugar, kesehatan mental kelompok lanjut usia atau lansia juga penting untuk selalu diperhatikan.
Seiring banyaknya berbagai penyakit yang berisiko diidap lansia, hal tersebut juga sedikit banyak bisa memengaruhi kondisi psikis mereka.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Muhammad Alkaff, penyakit yang diderita lansia bisa berisiko memunculkan masalah gangguan mental.
"Pada lansia, semakin banyak penyakit misalnya diabetes, hipertensi, ada riwayat stroke sebelumnya, akan membuat lansia lebih mudah jatuh atau mendapatkan gangguan mental atau psikologi yang tidak diinginkan," katanya dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Selasa (18/5/2021).
Dokter Alkaff menambahkan, bentuk gangguan psikologis yang dialami lansia juga bisa bermacam-macam. Mulai dari iritabilitas seperti mudah tersinggung maupun marah.
Salah satu paling sering terjadi pada lansia juga depresi yang membuatnya jadi lebih sering melamun.
"Bukan ke arah gila tapi gampang sedih, gampang menangis, gampang terharu, itu juga harus kita waspadai apakah perlu perhatian khusus dari keluarga," ucapnya.
Ada beberapa cara untuk mengenali lansia yang alami gangguan psikologis. Paling terlihat adalah dari perubahan perilaku.
Dokter Alkaff mengingatkan, jika lansia jadi lebih banyak murung, berdiam diri dalam kamar, dan jarang bersosialisasi, anggota keluarga yang lain disarankan untuk mulai curiga. Tanda lainnya adalah adanya gangguan tidur yang dialami lansia.
Baca Juga: Pakar: Voice Note Membuat Kesehatan Mental Lebih Baik Dibanding Chatting
"Gangguan tidur, kalau siang tidur kalau malam melek tapi bengong, itu juga harus kita perhatikan. Lakukan pendekatan dengan ajak ngobrol," sarannya.
Mengobrol jadi cara paling mudah untuk mengenali juga memahami perasaan lansia. Anggota keluarga juga disarankan untuk mendukung segala aktivitas positif yang menjadi hobi dari para orangtua.
Selain baik untuk kesehatan mentalnya, hal tersebut juga bisa menjadi aktivitas fisik bagi mereka.
"Tentu dengan ngobrol, yang tadinya sedih, ada gangguan depresi, merasa semakin tua gak bisa ngapa-ngapain, jadi bisa tersalurkan. Tentu saja ngobrol itu hal yang penting. Kita akan mencapai apa yang mereka inginkan," kata dokter Alkaff.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG