Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang di seluruh dunia memilih untuk berdiam diri di rumah saja. Padahal di rumah saja selama berhari-hari apalagi berbulan-bulan dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
Menurut sebuah studi yang dilansir Suara.com dari Verry Well Mind, mempelajari musik baik bagi kesehatan mental selama pandemi Covid-19.
Musik dikatakan memiliki efek yang besar bagi fisik dan psikologis seseorang. Para peneliti juga menemukan bagimana mendengar musik di masa pandemi bisa mengurangi rasa sakit, depresi, dan kecemasan.
Itulah sebabnya mengapa terapi musik digunakan sebagai strategi mengatasi masalah fisik, emosional, kognitif, dan juga sosial.
Tercatat sebanyak 97 responden mengungkapkan, mendengar musik dapat membantu kesehatan mental mereka. Selain itu, tekanan dari situasi pandemi Covid-19 membuat masyarakat beralih mendengar musik sebanyak 79 persen.
Sementara itu, sebagian responden mengungkap mendengar musik atau menciptakan musik memberi suasana hati yang tenang, sekaligus mengalihkan pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan.
belum lama ini, muncul sebuah video viral di mana musik dianggap berhasil menyatukan para tetangga di Italia. Itu terjadi kala aturan pembatasan sosial akibat pandemi dilakukan, dan warga Italia saling bernyanyi dari balkon tempat tinggal mereka.
Masyarakat Italia dianggap berhasil menarik kegiatan dengan cara bernyanyi dan menari satu sama lain, ketika mereka tidak bisa bertemu secara berdekatan.
Tidak hanya itu, lewat grup Facebook yang bernama ‘Karantina Karaoke’ di Amerika Serikat, juga menarik lebih dari perempat juta orang untuk saling bernyanyi satu sama lain di media sosial.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pembelajaran Jarak Jauh
Kegiatan musik online ini dianggap dapat mengatasi rasa kesepian mereka di tengah pandemi Covid-19. Tidak hanya itu, mendengar musik juga memberi rasa relaks, inspirasi, meningkatkan mood, sekaligus mengekspresikan diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025