Suara.com - Baik untuk kesehatan maupun menurunkan berat badan, berbagai metode diet mulai muncul. Sayangnya tidak semua diet yang populer pasti aman untuk kesehatan.
Melansir dari Eat This, berikut lima diet populer yang sebaiknya jangan Anda ikuti, antara lain:
1. Diet Atkins
Meskipun diet tanpa karbohidrat dan berbahan bakar daging dapat membantu Anda menurunkan berat badan, diet atkinsdapat berdampak negatif pada kesehatan Anda secara keseluruhan.
"Diet Atkins memasukkan daging merah dan lemak tinggi sebagai komponen utama makanan Anda. Masalah dengan diet seperti ini adalah tingginya konsentrasi daging merah dan lemak tak jenuh yang bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan kolesterol tinggi," ujar Allen Conrad, BS, DC, CSCS dari Montgomery County Chiropractic Center di North Wales, PA.
2. Diet Ketogenik
Keto adalah diet yang paling digemari di tahun 2019. "Konsep (diet) melibatkan makan makanan rendah karbohidrat dengan tujuan menurunkan berat badan. Dengan membuat tubuh berada dalam keadaan ketosis, idenya adalah bahwa tubuh Anda akan menyimpan lebih sedikit lemak tubuh, dan Anda bisa turun beberapa kilogram," ujar Conrad.
Namun, masalah dengan diet ketogenik adalah menambah tekanan pada organ internal yang membutuhkan karbohidrat untuk bekerja.
3. Hanya Minum Jus
Baca Juga: Apa Saran Ahli Diet Terkait Konsumsi Telur?
Jus membuat buah-buahan dan sayuran melepaskan seratnya. Selain itu, jus tidak sepenuhnya bisa membersihkan racun untuk tubuh.
"Tubuh kita hebat dalam membersihkan tubuh melalui hati dan ginjal sementara gagasan jus membuang racun tidak didukung oleh dukungan ilmiah," pelatih pribadi bersertifikat dan ahli gizi olahraga, Holly Roser.
Jika Anda ingin menambah asupan buah dan sayuran, dia menyarankan untuk konsumsi dalam bentuk utuh.
4. Diet Telur Rebus
Penganut diet ini mengklaim bahwa Anda bisa menurunkan berat badan hingga 24 pon dalam dua minggu dengan makan telur rebus.
"Ini adalah diet lain yang memotong banyak kelompok makanan dan membatasi pilihan makanan Anda," kata Conrad.
Meskipun mengikuti diet ini sangat rendah karbohidrat dan tinggi protein, manfaatnya hanya untuk jangka pendek.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!