Suara.com - Kepala Persatuan Dokter Jepang memperingatkan gelaran Olimpiade Tokyo yang rencananya diselenggarakan musim panas tahun ini dapat menyebabkan munculnya jenis varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19.
Meski Jepang telah berjanji mengadakan Olimpiade Tokyo 2020 yang aman dan terjamin, akan tetapi negara itu masih berjuang menahan gelombang keempat infeksi.
Jepang juga bersiap untuk memperpanjang keadaan darurat di sebagian besar wilayah mereka akibat pandemi Covid-19.
Pejabat Jepang, penyelenggara Olimpiade, dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) semuanya telah berjanji bahwa Olimpiade Tokyo akan terus berlanjut, meskipun dengan langkah-langkah pencegahan penularan virus yang ketat.
Penonton dari negara lain juga telah dilarang hadir dan keputusan untuk penonton domestik baru ditentukan bulan depan.
Tetapi bahkan dengan langkah-langkah itu, tetap ada kekhawatiran karena akan banyaknya atlet dan ofisial dari berbagai negara masuk ke Jepang. Terlebih dorongan vaksinasi juga masih lambat, baru sekitar 5 persen dari populasi Jepang.
Banyak orang lebih dari 200 negara dan wilayah akan tiba di Jepang selama pelaksanaan Olimpiade yang akan dimulai delapan minggu lagi.
"Kondisi itu menimbulkan bahaya. Semua jenis mutan virus yang berbeda yang ada di tempat berbeda akan terkonsentrasi dan berkumpul di Tokyo. Kami tidak dapat menyangkal kemungkinan bahkan jenis virus baru yang berpotensi muncul," kata Naoto Ueyama, kepala Persatuan Dokter Jepang, dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia.
"Jika situasi seperti itu muncul, itu bahkan bisa berarti jenis virus 'Olimpiade Tokyo' dinamai dengan cara ini, yang akan menjadi tragedi besar dan sasaran kritik, bahkan selama 100 tahun ke depan," imbuhnya.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Sebabkan Kasus Covid-19 di Kepri Tinggi
Tetapi Kenji Shibuya, direktur Institute of Population Health di King's College, London, yang baru-baru ini membantu kampanye vaksinasi di Jepang, ragu dengan kekhawatiran varian baru tersebut.
"Mutasi terjadi ketika virus tetap berada pada orang yang mengalami gangguan kekebalan atau sebagian diimunisasi untuk jangka waktu yang lama. Jadi situasi saat ini di Jepang lebih berbahaya daripada (selama) Olimpiade Tokyo, menurut saya," kata Shibuya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif