Suara.com - Membicarakan tentang menstruasi, terutama bagi remaja yang baru pertama kali mengalaminya, mungkin terasa risih. Padahal membicarakan soal menstruasi bukanlah hal yang tabu.
Melakukan pembicaraan mengenai menstruasi dengan orangtua atau guru perempuan saja mungkin risih dilakukan oleh para remaja, apalagi jika membahasnya melalui media sosial. Namun hal tersebut sebenarnya tak perlu dicemaskan lagi oleh para remaja.
Dalam rangka Hari Kebersihan Menstruasi atau Menstrual Hygiene Day yang dirayakan setiap 28 Mei, Kotex mengajak para remaja perempuan untuk memiliki rasa percaya diri dan mendorong untuk berbicara tentang menstruasi melalui peluncuran kampanye video sosial Unfiltered. Tujuannya untuk memulai percakapan sekaligus meluruskan stigma seputar menstruasi.
“Stigma yang melekat pada menstruasi telah membuat jutaan wanita dan anak perempuan untuk tidak berbicara mengenai menstruasinya. Pada Hari Kebersihan Menstruasi atau Menstrual Hygiene Day, kami ingin memecahkan hal ini dan mendorong kaum perempuan termasuk para remaja untuk tidak merasa malu ketika berbicara tentang menstruasi," kata Aparna Gopalakrishnan Dubey, Regional Sector Leader, APAC Feminine care di Kimberly-Clark melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com, Jumat (28/5/2021).
Video Unfiltered menyoroti beberapa pertanyaan oleh para perempuan seputar menstruasi yang kerap dianggap kurang pantas untuk dipertanyakan. Video tersebut menampilkan remaja perempuan dalam rentang usia 11-14 tahun. Bukan hanya para penampil, seluruh kru produksi di belakang pembuatan video itu juga dilakukan oleh para perempuan, mulai dari sutradara, produser, teknisi suara dan bahkan penata rambutnya.
"Hari ini kita sama-sama mulai melihat bagaimana para remaja perempuan mulai mendobrak stigma. Video Unfiltered dibuat untuk memulai pembicaraan dengan berbagi pertanyaan-pertanyaan dari para remaja perempuan tentang menstruasi, dan kami berharap ini akan menginspirasi dan mendorong jutaan remaja perempuan lainnya untuk secara terbuka berbagi pertanyaan dan berbicara seputar menstruasi bersama dengan sahabat, saudara perempuan atau siapapun yang mereka rasa nyaman untuk diajak berbicara” imbuh Aparna.
Edukasi dinilai menjadi kunci untuk mengubah persepsi terkait stigma menstruasi. Akan tetapi sejak Pandemi Covid-19 terjadi, segala informasi mengenai menstruasi seolah tergerus dengan isu lain.
Aparna mengatakan, Kotex memandang kaum perempuan di Indonesia termasuk generasi mudanya, masih menghadapi berbagai kendala menstruasi. Seperti siklus yang tidak teratur, rasa sakit yang berlebihan, rasa malu dengan kehadiran pria di rumah, kurangnya privasi, dan lain-lain.
Hal tersebut mendorong remaja perempuan mencari informasi untuk mengatasi kendala tersebut. Namun berdasarkan U-Report 2020 Indonesia, setengah dari total responden perempuan mencari jawaban melalui internet dan sebanyak 22 persen lainnya tercatat tidak melakukan apa-apa.
Baca Juga: Apa itu Hari Kebersihan Menstruasi yang Diperingati Setiap 28 Mei?
Di tahun kedua pandemi Covid-19, dampak ekonomi dan sosial terasa lebih besar di negara maju dan berkembang. Sementara percakapan yang reguler dan terbuka tentang menstruasi semakin dibutuhkan.
"Topik seperti, menstruasi pertama, hingga kondisi umum di masa menstruasi seperti mengatasi kram dan perubahan tubuh, bahkan lebih sulit untuk didiskusikan karena kita terus hidup melalui pembatasan aktivitas dan pembatasan skala besar," kata Aparna.
Pembatasan karena pandemi juga menyebabkan terbatasnya akses terhadap produk menstruasi. Terlebih adanya kemungkinan permintaan yang lebih besar karena lebih banyak yang terkena dampak ekonomi.
"Sangat penting untuk berbicara dan berbagi sehingga perempuan dapat membantu dan mengangkat derajat satu sama lain di seluruh dunia," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar