Suara.com - Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir di 6 bulan pertama kehidupan mereka.
ASI bahkan dianggap jauh lebih baik jika dibandingkan susu formula yang diklaim memiliki kandungan tinggi gizi dan nutrisi.
Menariknya, sebuah perusahaan startup berencana mengembangkan produk ASI di laboratorium, yang diberi nama Biomilq.
Para pendiri dan peneliti mengklaim, mereka berhasil membuktikan kandungan Biomilq mengandung ratusan protein, karbohidrat kompleks, asam lemak dan lipid berlimpah laiknya ASI.
"Kami berhasil menunjukkan ASI bisa dibuat dengan mereplikasi hubungan rumit antara sel pembuat dan kondisi yang dialami ibu selama menyusui," ujar Co Founder, Chief Science Officer, Leila Strickland dalam keterangan pers, mengutip Insider, Rabu (2/6/2021).
Strickland yang seorang Ahli Biologi Sel, sempat kesulitan untuk menyusui anak lelakinya dan mengaku merasa lelah karena memberi ASI ternyata bukan proses mudah.
Akhirnya ia berusaha menumbuhkan sel payudara di laboratorium sejak 2013, dan baru 2019 kemudian ia bekerjasama dengan Ilmuwan Makanan Michelle Egger yang meluncurkan startup Biomilq.
Selanjutnya pada Februari 2020, keduanya mengumumkan sel payudara yang dibuatnya, berhasil memproduksi laktosa dan kasein, yang tak lain merupakan komponen utama ASI.
Setelah mereka mengetahui bagaimana sel ASI ini bisa tetap berfungsi di luar tubuh, mereka kemudian memastikan kotak kemasan, dan mendapat izin dari regulator.
Baca Juga: Spekulasi Virus Corona Berasal dari Laboratorium China Muncul Lagi, Bagaimana Faktanya?
Egger berharap Biomilq sudah bisa meluncurkan produk ASI ini dalam tiga tahun mendatang.
Menurut Eggger, sekilas Biomilq akan terlihat mirip susu dan tim sedang menyusun strategi bagaimana cara agar ASI buatan ini tidak lebih mahal dibanding susu formula.
"Kami berharap bisa menyediakan produk untuk mengatasi hambatan keuangan, geografis, dan waktu yang menghambat pemberian makan bayi," jelas Egger.
Meski begitu para pendiri Biomilq tidak bisa mengklaim, jika produk mereka identik dengan ASI dalam segala hal, misalnya ASI bisa berubah sesuai kebutuhan bayi, menawarkan perlindungan sistem kekebalan bayi, atau kemampuan ASI menggambarkan pola makan ibu.
"Kami tidak berniat mengganti ASI, dan kami nyaman dengan perbedaan antara produk kami dan ASI. Sebaliknya kami bermaksud menawarkan kepada orangtua, terkait pilihan makanan bayi yang lebih sehat," pungkas Egger.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!