Suara.com - Banyak orang mengganti nasi putih ke roti putih dengan maksud mengurangi berat badan. Tetapi, sebuah studi baru justru menunjukkan bukti sebaliknya.
Berdasarkan studi ini, mengonsumsi makanan seperti roti putih dan nasi setelah mengalami penurunan berat badan, justru dapat menyebabkan kenaikan yang lebih banyak.
Tidak hanya itu, makanan dengan indeks glikemik (GI) tinggi seperti nasi, roti, dan kentang, cenderung bisa meningkatkan kadar glukosa darah, berpotensi menyebabkan diabetes tipe 2.
"Mendapatkan kembali berat badan adalah masalah umum setelah penurunan berat badan yang cepat," kata rekan penulis studi Jennie Brand-Miller, profesor Universitas Sydney, dilansir Medical Xpress.
Para peneliti, yang dipimpin Anne Raben dari Universitas Kopenhagen, menggunakan data dari PREVIEW (studi global 2013 hingga 2018) terhadap lebih dari 2.000 orang yang diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas.
Pada fase pertama penelitian semua peserta mengonsumsi minuman shake pengganti makanan untuk menurunkan berat badan secara cepat, dengan penurunan 8 persen dari berat badan mereka (sekitar 11 kilogram) dalam 8 minggu.
Fase kedua yang berlangsung selama tiga tahun, para peneliti membandingkan dua diet dan dua strategi olahraga, yakni diet tinggi protein-rendah GI, atau diet protein sedang- tinggi GI. Masing-masing diet dikombinasikan dengan olahraga intensitas tinggi atau sedang.
Hasilnya, keempat kelompok kembali mendapatkan berat badannya yang sempat hilang. Tetapi, ada perbedaan, yaitu semakin rendah GI pada makanan yang dikonsumsi, semakin kecil berat badan kembali.
Peneliti mengingatkan bahwa memang semua makanan berkarbohidrat meningkatkan kadar glukosa darah beberapa jam setelah mengonsumsinya. Tetapi beberapa di antaranya memiliki dampak yang lebih cepat dan lebih besar.
Baca Juga: Apakah Kaki Sering Terasa Dingin atau Panas? Hati-Hati Tanda Diabetes Tipe 2!
Skala kandungan glukosa di dalam larutan adalah 100, banyak jenis roti, kentang, dan nasi memiliki GI tinggi, yaitu dalam kisaran 70-100. Tetapi makanan lain, seperti kacang-kacangan, pasta, dan produk susu, memiliki GI yang lebih rendah (30-55).
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?