Suara.com - Penyakit alzheimer demensia kebanyakan dialami orang usia di atas 65 tahun. Tetapi yang jarang diketahui banyak orang adalah, alzheimer juga bisa terjadi 15 tahun sebelum mencapai usia lanjut.
Dokter spesialis saraf dr. Silvia Francia menjelaskan, penyakit alzheimer bisa lebih cepat terjadi jika seseorang menjalani gaya hidup tidak sehat.
"Sebetulnya gangguan kognitif ringan bisa terjadi sejak 15 sampai 20 tahun sebelum terjadi (alzheimer), di usia 50. Jadi semakin menurun, munculnya gejala. Pada usia 70 tahun baru ada gangguan gejala umum," jelas dokter Silvia dalam webinar daring, Rabu (9/6/2021).
Untuk itu ia mengatakan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan secara rutin ke dokter. Kata Silvia, alzheimer demesia bisa dicegah sejak usia muda. Sebab pemicu alzheimer bukan hanya faktor usia tua tapi juga gaya hidup.
Ia menjelaskan bahwa pikun juga perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada pengidap alzheimer akibat fungsi otak yang menurun, bahkan bentuknya menciut. Kondisi itu disebabkan karena degradasi beberapa sel otak yang disebabkan penumpukan protein toxic.
Karenanya pola makan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan otak.
"Mengatur pola makanan sehat karena sirkulasi di otak harus baik jangan sampai pembuluh darah penuh dengan kolesterol yang menumpuk sehingga aliran darah ke otak tidak lancar," ucapnya.
Rentang waktu 15-20 tahun hingga benar-benar terjadi alzheimer demensia sebenarnya waktu yang normal. Akan tetapi bisa dua kali lebih cepat jika tidak bisa mengontrol gaya hidup jadi sehat.
"Orang yang alami gangguan kognitif ringan dalam waktu 5 tahun saja bisa jadi berat jika pola makan yang tidak dijaga," ucap dokter Silvia.
Bukan hanya soal makanan, olahraga yang teratur sama pentingnya agar sirkulasi darah ke selurih tubuh lancar. Otak juga perlu distimulasi dengan membaca, bernyanyi, mendengarkan lagu, hingha melihat foto album keluarga.
Baca Juga: Gejala Demensia, Perhatikan 3 Perubahan Perilaku Ini!
"Kemudian melatih memori jangka pendek secara berulang supaya jadi memori jangka panjang. Otak akan aktif kalau ada kegiatan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!