Suara.com - Kentut memang melegakan karena membuang gas di perut Anda. Namun tak sekadar buang gas, kentut juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan tertentu.
Menurut Dr. Roy Patankar, Ahli Gastroenterologi & Direktur Rumah Sakit Multispesialis Zen, Mumbai, ada berbagai alasan mengapa kita kentut.
"Tahukah Anda? Saat Anda menelan udara sepanjang hari, termasuk dari minuman berkarbonasi atau menghirup udara saat Anda mengunyah, terbentuklah gas yang bisa membuat Anda kentut. Anda cenderung kentut karena pertumbuhan bakteri yang berlebihan di usus kecil Anda," kata dokter Roy sepert yang dikutip dari Healthshots.
"Diabetes, penyakit hati, dan bahkan penyakit usus bisa menjadi alasan di balik pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Anda juga bisa kentut ketika karbohidrat yang Anda konsumsi gagal dicerna dengan baik,” imbuhnya.
Melansir dari Healthsots, berikut tanda kondisi kesehatan yang disampaikan oleh kentut Anda, antara lain:
1. Tanda sembelit
Makan terlalu banyak serat menyebabkan keluarnya gas, kembung dan bahkan sembelit. Ini terjadi karena serat menumpuk dan cenderung mengeraskan tinja Anda. Jika Anda makan banyak serat, akan menjadi sulit bagi Anda untuk buang air besar namun sering kentut.
2. Stres pencernaan
Jika kentut disertai dengan sakit perut atau ketidaknyamanan setelah makan, itu mungkin terkait dengan intoleransi makanan. Minum susu atau keju dapat menyebabkan perut kembung dan Anda mungkin juga mengalami intoleransi laktosa.
Baca Juga: 5 Warna Urine Ini, Deteksi Gangguan Kesehatan Sejak Dini
3. Anda makan terlalu cepat
Anda cenderung menelan udara saat mengonsumsi makanan. Jika Anda makan dengan cepat, Anda mungkin akan menelan banyak udara.
"Bersendawa akan membantu Anda mengeluarkan udara dari tubuh tetapi udara yang tersisa di dalam tubuh akan masuk ke saluran pencernaan bagian bawah sehingga menyebabkan Anda kentut,” kata Dr. Roy.
4. Bakteri usus mungkin tidak seimbang
Obat-obatan tertentu, infeksi, penyakit (diabetes atau kondisi neuromuskular) dan komplikasi dari operasi mengganggu saluran pencernaan. Oleh karena itu, bakteri tetap dan tumbuh berlebihan di usus kecil yang menyebabkan gas.
5. Sindrom radang usus (IBS)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja