Suara.com - Public Health England memantau virus corona Covid-19 yang masuk kategori varian Delta cukup ketat, menggunakan tes genotipe baru untuk mendeteksi varian baru virus corona lebih cepat karena terus meningkat.
Varian Delta ini dinilai menyumbang sekitar 91 persen kasus virus corona Covid-19 di Inggris. Tes genotipe pun menunjukkan varian Delta ini kira-kira 60 persen lebih menular daripada virus corona Covid-19 yang masuk kategori varian Alpha (varian virus corona Inggris).
Para ahli telah mengatakan bahwa menemukan dan mendeteksi gejala virus corona Covid-19 sangat penting untuk menghentikan penyebaran. Tetapi, sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala virus corona klasik, termasuk batuk terus-menerus, demam serta kehilangan rasa dan penciuman.
Para peneliti telah mengungkapkan gejala varian Delta lebih seperti flu yang buruk. Menurut data dari aplikasi ZOE Covid, demam dan batuk adalah gejala yang kurang umum pada varian Delta dibandingkan infeksi virus corona sebelumnya.
Selain itu dilansir dari Express, Profesor Tim Spector juga mengatakan bahwa kehilangan penciuman juga bukan termasuk dalam 10 besar gejala infeksi virus corona varian Delta.
Tim Spector mengatakan bahwa sebagian besar kasus varian Delta nampaknya terjadi pada orang muda yang belum vaksinasi dan varian ini juga lebih menular dibandingkan lainnya. Setiap orang yang terinfeksi varian Delta bisa menularkan virusnya ke enam orang lainnya.
Karena itu, Tim Spector memperingatkan orang yang baru suntik vaksin Covid-19 satu kali harus berhati-hati. Sebab, sebagian besar infeksi ini terjadi pada orang yang belum vaksinasi.
Karena gejala varian Delta ini mirip dengan flu musiman yang lebih parah, maka sakit tenggorokan termasuk gejala 3 teratas dari infeksi virus corona varian Delta tersebut.
Adapun gejala pertama dan kedua teratas dari infeksi virus corona varian Delta, berupa sakit kepala dan pilek. Profesor Spector menyarankan orang yang merasa tidak sehat untuk tinggal di rumah selama beberapa hari, gunakan tes aliran lateral dengan tes PCR.
Baca Juga: Varian Delta Lebih Berbahaya, Waspadai 3 Gejala Utamanya yang Berbeda!
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan