Suara.com - Menjaga kesehatan dan diri dari dari risiko penularan virus corona Covid-19 memang penting. Tapi yang seringkali banyak terlupa juga dan terabaikan, ialah menjaga diri tetap sehat agar terhindari dari penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya.
Oleh karena itu, penting juga mengenal dan mengendalikan faktor risiko penyakit jantung, risiko penyakit pembuluh darah lainnya, serta risiko penyakit paru-paru selain Covid-19.
Hal tersebut karena penyakit jantung merupakan penyakit dengan komplikasi serius dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Selain itu, kasus penyakit jantung di masyarakat masih terbilang tinggi sepanjang waktu, termasuk di masa pandemi.
Data Kementerian Kesehatan mengungkap, angka prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) selama 2013-2018 meningkat sampai 34 persen di Indonesia. Jenis PTM ada banyak, sebagai contoh, stroke, diabetes, hipertensi, rematik, asma, alergi, depresi.
Sejak tahun 2015, data juga menunjukkan bahwa empat penyakit teratas penyebab kecacatan, kesakitan dan kematian adalah stroke, penyakit jantung iskemik, kanker dan diabetes mellitus (DM).
Bahkan, data terakhir dari litbangkes juga menunjukkan hal serupa yaitu 60 persen penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM.
Empat dari lima penyebab kematian terbanyak di Indonesia saat ini adalah penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit jantung koroner yaitu mencapai sekitar 12,9 persen.
Penyakit jantung sendiri terdiri atas berbagai jenis dan faktor penyebabnya. Jenis penyakit jantung yang sering ditemukan di masyarakat meliputi penyakit jantung koroner, gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), dan penyakit katup jantung.
Baca Juga: Muncul 11 Kasus Baru, Copa America 2021 Dihantui Covid-19
"Biasanya penyakit jantung dipicu oleh sejumlah penyebab yang meliputi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah (jenis kelamin, usia, genetik, riwayat keluarga) dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait gaya hidup yang kurang sehat, “tutur dr Perhentian Ginting Sp.JP.FIHA., dalam keterangannya, Rabu, (16/6/2021).
Ia melanjutkan, bahwa cara mengurangi resiko penyakit jantung yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat seperti : makan dan minum yang menyehatkan, olahraga teratur dengan intensitas yang cukup (tidak berlebihan) dan menghindari rokok, perokok aktif maupun pasif, (sesuai rekomendasi WHO pada world heart day 2020) dan deteksi dini secara periodik melalui skrining jantung. "deteksi dini efektif mengurangi resiko terkena gejala serangan jantung dan menghindari mahalnya biaya pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?