Suara.com - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menyebut bahwa herd immunity yang selama ini digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia untuk bisa menyelesaikan pandemi hanya mitos.
Pernyatan itu diungkapkan oleh Pandu lewat akun Twitter pribadinya @drpriono1. Ia menyebut herd immunity hanya mitos dan khayalan yang tidak akan pernah terwujud.
"Mitos itu khayalan, jadi teori tidak pernah ada. Itu teori kalau sebagian populasi sudah imun, entah melalui vaksinasi atau pernah terinfeksi maka akan bisa memberikan perlindungan pada yang belum punya. Itu yang terus saya pertayakan," ujar Pandu Riono saat dihubungi Suara.com, Rabu, (23/6/2021).
Pandu menjelaskan, bahwa herd immunity secara teori akan terbentuk ketika 70 persen populasi sudah tervaksinasi atau sudah terinfeksi. Namun, dalam praktiknya hal tersebut sulit untuk dihitung.
"Padahal, baik infeksi alamiah maupun vaksinasi, itu banyak tantangannya. Pertama mungkin enggak 70 persen penduduk divaksinasi. Banyak kendalanya mulai dari engga adanya vaksin penduduk menolak," kata Pandu.
Ia melanjutkan, bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini juga bukan untuk mencegah penularan. Pandu mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 ditujukan agar mengurangi risiko keparahan, perawatan di rumah sakit, hingga angka kematian.
"Banyak nakes, yang sudah divaksinasi tapi juga masih kena. Dan kita juga tidak tahu, imunitas yang dibangkitkan oleh vaksinasi berapa lama bertahan. Artinya harus berulang ulang divaksinasi," kata Pandu.
Pandu melanjutkan bahwa tantantan lain yang seringkali tidak diperhitungkan bahwa virus corona juga mudah bermutasi. Bahkan, beberapa bermutasi dan jadi lebih menular.
"Apakah vaksinasinya itu bisa mengatasi varian baru, itu juga harus dievaluasi. Apalagi kita menggunakan vaksinasi yang sedang sedang saja," kata dia.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Diklaim Mampu Melawan Covid-19 Varian Delta di Indonesia
Untuk itu, ia menyarankan untuk segera melakukan vaksinasi secepat dan seluas mungkin, tanpa perlu memikirkan target herd immunity.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital