Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) tahun ajaran 2021/2022 tetap berjalan.
Dengan catatan, PTM hanya akan dilakukan di daerah yang termasuk zona hijau alias memiliki kasus Covid-19 rendah.
“Kami memahami kalau saat ini kita harus sangat berhati-hati dengan kondisi lonjakan kasus, tapi untuk sekolah di zona hijau, mari kita tetap lakukan pembelajaran tatap muka terbatas untuk menghindari learning loss dan mempersiapkan karakter anak,” kata Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, dalam Dialog Produktif bertema Apa Kabar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas? Kamis (24/6/2021).
Ia mengatakan pihaknya tentu prihatin dengan kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, Kemendikbudristek mengaku telah melakukan survei terhadap kesiapan sekolah melaksanakan PTM.
“Survei yang kita lakukan tentunya data ini mengalami peningkatan dan perubahan. Artinya, kurang lebih dari 400 ribu sekolah dari jenjang anak usia dini, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB, adanya kesiapan sekolah tatap muka sebesar 50 persen,” ungkapnya lebih lanjut.
Penerapan PPKM Mikro menurutnya tidak akan menghambat proses pembelajaran tatap muka. Sebab sekali lagi, PTM akan dilakukan di zona hijau, dengan kapasitas terbatas.
Terkait alasan pemerintah tetap mendorong pelaksanaan PTM, Sri menyebutkan alasan terkait kesulitan yang dialami tenaga pendidik.
“Untuk kelompok guru mengalami kesulitan saat melakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh). Dan cenderung fokus penuntasan kurikulum. Kemudian waktu pembelajaran juga kesulitan berkomunikasi dengan orang tua siswa,” lanjutnya.
Kurangnya sarana dan prasana PJJ membuatnya tidak efektif. Belum lagi perilaku tidak disiplin yang rentan dilakukan anak saat PJJ.
Baca Juga: IDAI Lampung Minta Penundaan Pembelajaran Tatap Muka
“Kedisiplinannya jadi bergesar lewat kebiasaan bangun pagi. Di masa era normal sekarang, anak-anak lebih sering bangun siang, dan ini dikeluhkan oleh orang tua siswa,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sepekan Pasca-Ledakan, SMAN 72 Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
-
Pramono Izinkan Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 72 Jakarta Kembali Dibuka Usai Ledakan
-
Sinergi KKN Unila, UPTD Puskesmas Kalianda, dan PKK Cegah Stunting dan PTM
-
3 Jenis Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Diderita Orang Indonesia dan Cara Mengurangi Risikonya
-
Posyandu Untuk Lansia di Aceh Barat
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja