News / Nasional
Senin, 17 November 2025 | 11:25 WIB
SMAN 72 Jakarta pasca ledakan. [Suara.com/Faqih]
Baca 10 detik
  • Sepekan pasca-ledakan, siswa SMAN 72 mulai kembali belajar tatap muka terbatas.

  • Pemprov DKI berikan opsi pembelajaran daring bagi siswa yang masih merasa trauma.

  • Gubernur sebut banyak siswa ingin pindah sekolah akibat dampak psikologis ledakan.

Suara.com - Sebagian siswa SMA Negeri 72 Jakarta mulai kembali mengikuti pembelajaran tatap muka pada Senin (17/11/2025), setelah satu pekan penuh menjalani sekolah daring akibat insiden ledakan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Sosial, Chico Hakim, mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberikan keleluasaan bagi siswa dan orang tua untuk memilih metode belajar yang paling nyaman selama masa pemulihan ini.

"Mulai Senin, 17 November, pembelajaran digelar secara luring dan daring. Siswa dan orang tua diperkenankan memilih," kata Chico saat dikonfirmasi, Senin.

Sebelumnya, sejak Senin (10/11), kegiatan belajar di SMAN 72 dialihkan sepenuhnya ke sistem daring setelah ledakan mengguncang area masjid sekolah pada Jumat (7/11).

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyoroti dampak psikologis yang dialami para siswa. Ia mengaku telah menerima laporan bahwa sejumlah murid ingin pindah sekolah karena masih merasa trauma.

"Dampaknya di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah," ujar Pramono di Jakarta, Minggu (16/11/2025).

Pramono menegaskan telah berdiskusi dengan Kepala SMAN 72 untuk memastikan penanganan trauma dilakukan secara menyeluruh guna meminimalkan efek jangka panjang. "Saya tidak mau dampaknya sampai panjang," katanya.

Dalam insiden ledakan tersebut, tidak ada korban jiwa, namun total korban luka mencapai 96 orang, yang sebagian besar adalah pelajar.

Baca Juga: Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah

Load More