Suara.com - Tingkah laku mahasiswa yang tidak hadir dalam kelas online ini sukses bikin warganet ngakak. Apa ya sebabnya?
Pandemi virus Covid-19 yang belum berakhir memaksa masyarakat untuk terus melakukan berbagai aktivitas dari rumah, termasuk sekolah hingga perguruan tinggi.
Tentu saja hal ini memiliki banyak tantangan, tidak hanya bagi guru, tetapi juga siswa. Seringkali masalah muncul ketika mereka akan melakukan kelas online.
Hal inilah yang diceritakan oleh seorang mahasiswa melalui video di akun @cahhhxxxx. Mahasiswa tersebut berbagi alasan kocak mengapa salah satu teman sekelasnya tidak dapat menghadiri kelas online.
Dalam video itu, akun tersebur mengunggah percakapan antara dosen dan temannya. Saat itu, dosen mereka mengatakan, agar siapapun yang tidak bisa menghadiri kelas, dapat menuliskan nama dan alasannya.
Tak bisa hadir, mahasiswa bernama Mohd Syafiq pun menuliskan namanua beserta alasan mengapa dirinya tidak bisa hadir dalam kelas online itu. Alasannya karena ia harus mengurus kambing yang baru saja melahirkan.
"Mohd Syafiq - Urus kambing," tulisnya singkat.
Membaca alasan itu, dosennya tampak kaget dan tidak percaya. Ia pun meminta mahasiswa itu untuk berfoto selfie dengan anak kambing sebagai bukti.
"Syafiq, serius atau bercanda?," tanya dosennya.
Baca Juga: Tak Pernah Belanja Berbulan-bulan, Total Pembelian Warganet Ini Jadi Sorotan
"Serius bu, rumah saya ada kandang kambingnya. Tadi sore, ada kambing yang baru melahirkan," kata mahasiswa tersebut.
"Silahkan kirim selfie kamu bersama anak kambing tersebut besok," perintah si dosen.
Lelaki itu pun menjanjikan foto selfie itu keesokan paginya. Tak disangka, ia benar-benar memberikan bukti selfie dengan anak kambing itu, yang menunjukkan bahwa dia tidak berbohong.
Bahkan, ia mengiriminya sebuah video yang memperlihatkan empat ekor anak kambing yang tengah ia urus. Tentu saja video ini mendapatkan tanggapan beragam hingga telah dilihat hampir 445 ribu kali di TikTok.
Di kolom komentar, rata-rata warganet mengapresiasi alasan mahasiswa tersebut. Bahkan, banyak yang memujinya karena jujur dan tidak berbohong.
Berita Terkait
-
5 Adegan Ciuman Drakor Paling Viral di 2025
-
Fenomena Kasus Bullying Viral: Mengapa Kita Baru Bergerak saat Sudah Telat?
-
Viral! Sepatu Berlumpur Gubernur Aceh Jadi Sorotan Saat Mendampingi Presiden ke Lokasi Bencana
-
Viral Purbaya Usul MBG Diganti Uang, Kemenkeu Pastikan Hoaks
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?