Suara.com - Ada banyak ungkapan bahwa Anda bisa cepat lelah jika hanya makan makanan vegan. Padahal intinya bukan pada makan vegannya tapi karena kurangnya protein karena hanya makan makanan berbasis nabati.
Melansir dari Bustle, ulasan tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Nutrition menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih sedikit protein sering kali memiliki tidur yang lebih gelisah. Hal ini disebabkan karena mereka lebih cenderung lelah daripada orang yang mendapatkan cukup protein.
"Kita membutuhkan jumlah energi dasar hanya untuk hidup," ujar Alyssa Pike, ahli diet terdaftar dan manajer komunikasi nutrisi di International Food Information Council (IFIC).
Orang sering menjadi vegan karena mereka ingin mendapatkan lebih banyak nutrisi dari sayuran hijau atau kacang-kacangan, tetapi Anda mungkin juga merasa ingin pingsan setelah makan vegan karena Anda tidak mendapatkan cukup zat gizi mikro vitamin dan mineral AKA.
Ada beberapa mikronutrien yang kemungkinan kecil didapat oleh makanan vegan seperti asam lemak omega-3, zat besi, kalsium, dan B12.
"Ketika Anda tidak mendapatkan cukup mikronutrien ini, tubuh Anda memiliki waktu yang lebih sulit untuk berfungsi pada efisiensi puncak yang membuat Anda ingin meringkuk dan tidur siang," imbuh Pike.
Pike mengatakan bahwa untuk menghindari kantuk setelah makan vegan, maka Anda perlu menambahkan protein vegan yang padat, seperti tahu, kacang-kacangan, tempe, lentil, gandum, quinoa, kacang hijau, dan biji-bijian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?