Suara.com - Bekerja keras bagaikan kuda menjadi budaya perkantoran yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Tidak ada salahnya bekerja keras, namun Anda juga wajib mengetahui batas dan kemampuan diri agar kerja bisa bermanfaat, bukannya merugikan.
Karena itu, penting untuk mengingat beberapa batasan antara kehidupan pribadi dan profesional. Ada empat cara untuk mencegah dampak buruk ketika Anda bekerja terlalu keras. Apa saja?
Luangkan waktu sendiri
Dilansir dari Healthshots, yang perlu dilakukan saat bekerja terlalu keras adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Tidak apa-apa ambil cuti sebentar untuk menciptakan batasan antara ruang pribadi dan profesional. Manfaatkan momen ini untuk bersantai untuk mengurangi stres dan kelelahan.
Ada aktivitas yang bisa dilakukan saat mengambil cuti, yakni yoga, mendengarkan musik, membaca buku, dan memanjakan diri.
Katakan tidak
Jika Anda diberikan tugas di luar kemampuan, Anda perlu katakan tidak. Bukan tidak bisa membantu, melainkan melihat kemampuan diri sendiri.
Baca Juga: Dipukuli Pakai Besi Oleh Kerabat Pasien Covid-19, Nakes di India Pikirkan Pensiun
Tidak apa-apa jika ingin membantu tugas pekerjaan yang masih dengan kemampuan Anda, tapi jika di luar itu, lebih baik menolaknya secara perlahan.
Tentunya, ini akan menghindari Anda dari beban dan juga stres saat bekerja.
Utamakan kesehatan diri sendiri
Saat bekerja terlalu keras, seseorang bisa saja lupa dengan kesehatan diri sendiri. Bahkan tidak peduli bagaimana saat merasakan stres, kecemasan, dan waktu kerja yang terlalu panjang.
Sehingga jika ini dibiarkan, maka masalah kesehatan yang akan menghampiri Anda. Mulai sekarang pertimbangkan kesehatan untuk diri sendiri, berilah batasan waktu dalam bekerja, dan ciptakan kesehatan mental yang baik untuk Anda.
Selain itu, lakukan juga pola diet dan juga jam istirahat, seperti tidur misalnya untuk meningkatkan kesehatan Anda.
Berita Terkait
-
5 Motor Bekas Rp8 Jutaan untuk Berangkat Kerja: Performa Dapet, Tampil Gaya Pula!
-
Dari Makan Cepat hingga Larut Malam: 5 Kebiasaan Makan yang Perlu Dihindari
-
Laporan Global 2025: Polusi Udara Berkontribusi pada 7,9 Juta Kematian di Seluruh Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia